Ahad 08 Sep 2019 19:21 WIB

Mahar Saham Jadi Gaya Hidup Sekaligus Pilihan Investasi

Edukasi yang konsisten diharapkan meningkatkan pemahaman masyakarat terhadap saham.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolanda
Pasangan di Tasikmalaya menikah dengan mahar berupa logam mulia, emas, dan juga saham sebanyak 2.500 lembar, Ahad (8/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pasangan di Tasikmalaya menikah dengan mahar berupa logam mulia, emas, dan juga saham sebanyak 2.500 lembar, Ahad (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pernikahan Firmansyah (37 tahun) dan Cahya Kamila (27) menjadi pernikahan yang terbilang unik. Selain emas, kedua pasangan ini memilih saham sebagai maharnya. Mereka memilih saham PT Malindo Feedmill Tbk sebanyak 2.500 lembar.

Bukan tanpa alasan mereka memilih saham itu. Perusahaan tersebut adalah tempat keduanya mencari nafkah. 

"Jadi biar atasan tahu anak buahnya bisa nain saham, juga bisa jadi owner," kata Firman, Ahad (8/9).

Firman bukan pasangan pertama yang menikah dengan mahar saham. Beberapa waktu belakangan ini, cukup banyak pemberitaan tentang pernikahan dengan mahar saham. 

Head of Retail Mandiri Sekuritas Andreas Gunawidjaja mengatakan, investasi pasar modal saat ini memang mulai menjadi bagian dari gaya hidup positif masyarakat Indonesia. Mandiri Sekuritas melihat fenomena itu sebagai tren positif yang menunjukkan bahwa investasi pasar modal kini sudah lebih dikenal dan dijadikan salah satu pilihan investasi serta gaya hidup oleh masyarakat. 

Karena itu, pihaknya akan terus berinovasi menghadirkan layanan investasi pasar modal yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. "Layanan terintegrasi Mandiri Sekuritas Online Securities Trading (MOST) memberikan solusi kepada masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal secara mudah dan aman," kata dia.

Dalam delapan tahun terakhir, Anderas mengatakan, pihaknya terus mengedukasi komunitas dan masyarakat mengenai pentingnya mengelola keuangan dan berinvestasi. Ia berharap, edukasi yang konsisten dapat memberikan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengatur aset finansial dan berinvestasi sejak usia produktif untuk mewujudkan berbagai kebutuhan di masa depan, seperti menikah, membeli rumah, membeli kendaraan, liburan, bahkan naik haji. 

"Melalui berbagai upaya tersebut, kami berharap nasabah dan masyarakat berinvestasi dengan memahami produk-produk yang mereka tuju termasuk mekanisme, risiko dan manfaatnya,” kata Andreas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement