Rabu 04 Sep 2019 15:25 WIB

Jokowi Tegur Menteri yang tak Layani Investor

Menteri diminta memberikan pelayanan terbaik kepada calon investor.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur para menterinya yang dinilai tak bisa memberikan pelayanan pada investor yang akan masuk ke Indonesia. Dalam rapat terbatas terkait antisipasi perkembangan perekonomian dunia di Kantor Presiden, Jokowi meminta agar para menteri memberikan pelayanannya yang terbaik.

"Dampingi mereka sampai terealisasi, kita ini jangan kayak pejabat minta dilayani. Kita melayani," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas, Rabu (4/9).

Baca Juga

Ia menyebut sejumlah investor sudah berniat untuk melakukan investasinya ke dalam negeri. Namun hingga kini rencana investasi tersebut belum terealisasi. Karena itu, Presiden meminta agar seluruh kementerian segera menginvetarisir hambatan-hambatan yang dialami oleh para investor. 

"Misalnya kayak kemarin Petrochemical yang dari Taiwan ada problem masalah tanah dengan Pertamina. Padahal investasinya gede banget. Misalnya Aramco gak mau masuk-masuk karena apa dari Saudi. Semuanya akan kita cek satu per satu list-nya. Sehingga betul-betul mereka merasa dilayani," tegas Jokowi. 

Presiden menjelaskan, upaya untuk menarik investor ke dalam negeri ini menjadi salah satu langkah antisipasi terhadap perekonomian global yang melambat. Selain itu, Jokowi juga meminta jajarannya untuk menginventarisir regulasi-regulasi yang menghambat masuknya investasi.

"Regulasi yang membuat kita lamban itu betul-betul kita inventarisasi. Nanti seminggu lagi kita akan bicara mengenai masalah bagaimana segera menyederhanakan peraturan-peraturan yang menghambat dan memperlambat itu," jelas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement