REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) sedang mengkaji sejumlah kemungkinan skema pelepasan Unit Usaha Syariahnya. Sesuai dengan kewajiban spin off Unit Usaha Syariah (UUS) industri perbankan pada 2023, BTN mengarah pada dua opsi.
Direktur Keuangan & Treasury Nixon LP Napitupulu mengatakan kemungkinannya adalah UUS BTN lepas dan berkembang sendiri hingga matang. Atau, UUS akan bergabung atau merger dengan bank syariah lain agar bisa menjadi besar.
"Tidak jauh-jauh bergabungnya juga pasti dengan anak-anak bank BUMN juga," kata Nixon kepada wartawan di Menara BTN, Jakarta, Selasa (3/9).
Ia mengatakan BTN belum mengkaji lebih jauh dan berharap tahun depan sudah memperoleh strategi yang pasti. Nixon menyampaikan, UUS BTN memiliki posisi strategis karena sangat fokus di pembiayaan perumahan.
Tidak ada bank-bank lain yang punya portofolio pembiayaan perumahan sebaik BTN meski asetnya masih terkecil diantara Bank Umum Syariah anak bank BUMN lain. Nixon mengatakan akad-akadnya lebih jelas, pembiayaannya terus tumbuh signifikan, juga rasio kredit bermasalahnya minim yakni sekitar satu persen.
Per semester I, pembiayaan UUS tumbuh 19 persen dan aset tumbuh 12 persen. Saat ini asetnya telah mencapai Rp 30 triliun. BTN sendiri menargetkan pertumbuhannya stabil di level tersebut.