REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan perbaikan rasio kredit bermasalah tahun ini. Direktur Keuangan & Treasury Nixon LP Napitupulu menyampaikan akhir tahun ini target Non Performing Loan (NPL) yakni 2,95 persen.
"Kita juga fokus untuk penyehatan bank dengan mempersiapkan cadangan kerugian kredit hingga 100 persen pada 2020," kata dia di Menara BTN, Jakarta, Selasa (3/9).
Tahun depan, target Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yakni 70 persen dari posisi saat ini sekitar 40 persen. Nixon mengatakan BTN akan mengarahkan penambahan CKPN lebih besar lagi mulai Januari 2020 sesuai dengan penerapan PSAK 71.
Selain itu, untuk melindungi kredit-kredit di masa depan dari risiko kerugian kredit, BTN akan mulai menggunakan asuransi kerugian kredit. Sehingga kerugian-kerugian jika terjadi bisa ditutup dari asuransi tersebut dan tidak membebani portofolio lainnya.
Nixon mengatakan potensi NPL juga ada pada kredit-kredit yang baru yang berusia di bawah lima tahun. Selain itu, pada kredit KPR segmen wirausaha atau non fixed income dan nonsubsidi. Sehingga asuransi akan ditempatkan di sana.
"Sesuai pengalaman kami, makin tua kredit itu maka potensi NPLnya semakin turun," katanya.
Dengan strategi asuransi kerugian kredit ini, pada CKPN bisa semakin terkelola dengan baik. Saat ini, Nixon mengatakan NPL terbesar ada di konstruksi yakni pernah mencapai empat persen. Sementara NPL subsidi lebih baik.
Per Juli 2019, Bank BTN telah menyalurkan pembiayaan perumahan untuk Program Sejuta Rumah sebanyak 503.974 unit dengan nilai kredit sebesar Rp 43,64 triliun. Dengan rincian untuk KPR sebanyak 135.893 unit dan dukungan kredit konstruksi belum KPR 368.081 unit.
Khusus untuk segmen subsidi, Bank BTN telah menyalurkan pembiayaan perumahan sebanyak 111.823 unit dalam bentuk KPR Subsidi. Dan sebanyak 251.550 unit untuk dukungan kredit konstruksi belum KPR.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank BTN, Oni Febriarto Raharjo mengatakan dengan pencapaian ini Bank BTN telah mencapai 63 persen dari target total tahun ini yang dipatok sebanyak 800 ribu unit baik untuk pembiayaan perumahan subsidi maupun nonsubsidi.
Kredit dan pembiayaan bank berkode BBTN ini tumbuh 18,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun per Juli 2019, BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp 251,98 triliun lebih tinggi dibandingkan Juli 2018 sebesar Rp 213,50 triliun.