Selasa 03 Sep 2019 08:11 WIB

Waduh, Facebook akan Hapus Jumlah Like di Postingan

Facebook sedang mengkaji berhenti menampilkan jumlah suka (like) dalam postingan

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Mau Kurangi Rasa Saling Iri di Medsos, Facebook Ambil Langkah Ini. (FOTO: Facebook)
Mau Kurangi Rasa Saling Iri di Medsos, Facebook Ambil Langkah Ini. (FOTO: Facebook)

Warta Ekonomi.co.id, ---Facebook Inc sedang mengkaji rencana untuk berhenti menampilkan jumlah suka (like) dalam postingan para penggunanya. Tujuannya, guna mengurangi tekanan sosial di media sosial yang dapat memicu gangguan kesehatan psikologis.

Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu mengkonfirmasi hal tersebut, namun menolak membeberkan rincian rencana itu. Akankah kebijakan itu diuji coba secara masif kepada pengguna?

"Kami sedang mempertimbangkannya, namun masih terlalu dini untuk memastikan apakah kami akan menguji cobanya secara luas," tulis pihak Facebook, menurut laporan TechCrunch, dilansir Selasa (3/9/2019).

Baca Juga: Segera Hadir di Jakarta, Facebook Cafe Ajak Pengunjung Lakukan Privacy Checkup

Melalui rencana penghapusan tersebut, pengguna lain hanya akan melihat nama teman bersama (mutual) yang menyukai pemilik konten atau kiriman. Tujuannya, mencegah pemilik membandingkan diri dengan orang lain dan berupaya menghentikan pengguna dalam menghapus konten yang menurutnya tak begitu disukai.

"Hanya orang pemilik kiriman yang bisa melihat jumlah penyuka kontennya, orang lain tak akan bisa lagi melihatnya (kecuali teman bersama/mutual)," jelas Peneliti Ahli Keamanan Siber, Machun Wong yang mengidentifikasi prototipe wacana Facebook, mengutip Bloomberg.

Langkah yang sama sudah diterapkan dalam platform Instagram, dimulai dari uji coba di Kanada awal tahun ini. Kini, kebijakan itu telah berlaku di tujuh negara, termasuk Brasil dan tentunya Kanada.

Sayangnya, Facebook menolak membagikan hasil dari uji coba jumlah suka Instagram, menurut TechCrunch. Jika memang tes dilanjutkan, Facebook agaknya akan mengimplementasikannya secara bertahap, lalu menghentikannya jika hal itu merugikan terhadap sisi penggunaan atau pendapatan iklan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement