REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC terus memperluas kemitraan dan kerja sama di bidang kepelabuhanan. Bertempat di Kota Kinabalu, IPC menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pelabuhan Sabah (Sabah Port Sdn Bhd), Malaysia, dan Pelabuhan Klaster Industri Kelapa Sawit (Palm Oil Industrial Cluster / POIC), Sabah, Malaysia.
Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Krishna Djelani, Konsulat Jenderal RI di Sabah, Malaysia turut hadir dan mendukung penuh rencana kerjasama antara IPC dengan Sabah Ports dan POIC Sabah dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Malaysia.
“Melalui penandatanganan MOU ini, IPC dan kedua operator pelabuhan di Sabah merencanakan kerjasama sister port guna mengembangkan bisnis maritim dan perdagangan internasional yang saling menguntungkan. Kami akan mengembangkan berbagai program, termasuk pelatihan personil, studi banding, perbaikan operasional, perbaikan lingkungan dan promosi jasa kepelabuhanan,” kata Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/8).
Sabah Port Sdn Bhd merupakan anak perusahaan Suria Capital Holdings Berhad, yang mengambil alih 100 persen operasional pelabuhan-pelabuhan di Negara Bagian Sabah dari Otoritas Pelabuhan Sabah. Sabah Port Sdn Bhd mengelola dan mengoperasikan 8 pelabuhan strategis yang ada di Negara Bagian Sabah, yakni Pelabuhan Kontainer Sapangar Bay, Terminal Minyak Sapangar Bay, Pelabuhan Kota Kinabalu, Pelabuhan Sandakan, Pelabuhan Tawau, Pelabuhan Lahad Datu, Pelabuhan Kunak dan Pelabuhan Kudat.
Sedangkan POIC Sabah Sdn Bhd adalah Badan Usaha Milik Negara Bagian Sabah yang dibentuk untuk memelopori industrialisasi melalui pengembangan industri kelapa sawit dan industri berbasis sumber daya, pelabuhan & logistik, minyak & gas serta industri kecil & menengah. Pelabuhan yang berlokasi di Lahad Datu, Negara Bagian Sabah ini berada dalam naungan Kementerian Perdagangan dan Industri.
Menurut Elvyn, banyak hal positif yang didapat dari kerja sama ini, seperti pertukaran informasi, teknologi, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam praktik-praktik baik terkait operasional kepelabuhanan.
Maka untuk merealisasikan program sister port ini, lanjut Elvyn, IPC bersama Sabah Port Sdn Bhd dan POIC Sabah Sdn Bhd akan melakukan pertemuan lanjutan dalam waktu dekat. Elvyn menambahkan, IPC akan terus membangun kemitraan dengan pelaku dan operator global, sebagai wujud dari ekspansi global IPC.
Kerjasama dengan Pelabuhan Sabah semakin strategis, karena posisinya berdekatan dengan Kalimantan Barat, di mana di sana juga akan beroperasi Pelabuhan Kijing.
"Kemitraan yang bersifat strategis ini sejalan dengan gagasan Trilogi Maritim sebagai solusi yang memadukan konsep tol laut dan pelabuhan yang terintegrasi. Ini juga menjadi langkah nyata mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia," katanya.