Kamis 29 Aug 2019 22:31 WIB

Bulog Gandeng DTPH Petakan Daerah Pangan Lampung

Pemetaan daerah pangan di Lampung untuk meningkatkan produksi beras.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani mencari tanaman padi yang bisa dipanen di Desa Bangle, Karawang, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Petani mencari tanaman padi yang bisa dipanen di Desa Bangle, Karawang, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Lampung memetakan daerah pangan. Pemetaan tersebut untuk meningkatkan kuantitas produksi beras baik premium, medium, dan standar.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, pemetaan daerah pangan di Lampung untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi beras, khususnya beras standar kebutuhan masyarakat. “Bulog dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura harus memetakan wilayah yang dapat ditingkatkan kuantitasnya, seperti Rawajitu dan daerah lain,” kata Arinal Djunaidi di sela-sela bertemu dengan Perum Bulog Lampung, Kamis (29/8).

Baca Juga

Ia menekankan Bulog Lampung tidak hanya memerhatikan beras kualitas premium dan medium, namun tetap juga memerhatikan dan fokus kepada berat kualitas standar yang untuk kebutuhan masyarakat. Gubernur minta kedua instansi bisa bersama-sama memetakan suatu wilayah yang tidak bisa dipaksakan kualitasnya, namun masih bisa ditingkatkan kuantitasnya.

Setelah daya dukung kuantitiasnya kuat, lanjut Gubernur, maka daya dukung terkait kualitas akan dilakukan. Pemetaan daerah pangan, yakni melihat potensi pangan sudah daerah dan memiliki kualitas beras standar, mekanisasi pertaniannya, dan cukap teknologi pertaniannya.

Gubernur menilai pada masa sebelumnya, Bulog lebih terkonsentrasi dalam penanganan beras yang bersifat standar, karena ketika itu kemampuan anggaran khusus untuk rakyat miskin.

"Saat ini Bulog sudah memiliki beras berkualitas premium, medium, dan standar. Namun bukanlah kualitasnya yang lebih utama, tetapi bagaimana rakyat kita bisa mendapatkan berasnya terlebih dahulu,” jelasnya.

Terkait stok beras, Provinsi  Lampung memiliki stok yang cukup bahkan mampu menyuplai daerah lain. Gubernur Arinal merencanakan akan menginformasikan dalam Rakor Gubernur Se-Sumatra bahwa Lampung siap menyuplai daerah di Sumatra yang membutuhkan. Gubernur juga menjelaskan bahwa Lampung menyumbang sekitar 40 persen kebutuhan pangan dan 11 komoditi ke Jakarta.

Kepala Perum Bulog Divre Lampung Faisal menyatakan, bersama Pemprov Lampung Bulog akan melakukan penghitungan untuk menghadirkan beras dengan harga murah di tengah-tengah masyarakat. Skema harga beras tersebut masih akan digodok Pemprov dan Bulog dalam waktu dekat ini.

Menurut dia, akan disusun rencana agar beras Bulog itu bisa diterima oleh masyarakat, tetapi dengan harga yang relatif lebih murah. Dari pihak Pemprov Lampung sedang melakukan suatu perhitungan-perhitungan agar beras bulog itu lebih banyak lagi diterima oleh masyarakat dengan harga terjangkau.

Seperti biasanya, sebulan pascapanen raya, harga beras di beberapa kecamatan di Bandar Lampung dan daerah terus merangkak naik. Di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, harga beras kualitas biasa Rp 9.000 – 10.000 per kg, medium Rp 10.500 – Rp 11.000 per kg, dan super (premium) Rp 11.500 – Rp 12.000 per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement