REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- PT Lintas Marga Sedaya (LMS) selaku pengelola Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) berharap pembangunan tol layang Jakarta-Cikampek atau Japek Elevated segera rampung. Dengan rampungnya jalan tol ini, pengendara tidak lagi mengalami kelelahan saat masuk ke Tol Cipali.
"Dengan tersambungnya Tol Trans Jawa dan selesainya proyek Japek Elevated, harapan kami titik lelah di Tol Cipali ini bisa bergeser," ujar Direktur Operasional PT LMS Agung Prasetyo di Cirebon, Rabu (28/8).
Agung menjelaskan bahwa menurut data PT LMS, rata-rata pengguna jalan menghabiskan waktunya sekitar tiga hingga empat jam di jalan Tol Jakarta-Cikampek. Setelah itu, pengemudi biasanya cenderung memacu kendaraannya dan memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan ketika memasuki Tol Cipali dalam kondisi lelah.
"Nantinya kita bersama-sama akan mengarahkan dan melakukan edukasi kepada pengguna jalan agar betul-betul memanfaatkan tempat istirahat atau rest area," kata Agung.
Frekuensi rata-rata lintas kendaraan di Tol Cipali setiap harinya dilalui 40 ribu kendaraan. Sayangnya dari jumlah tersebut yang masuk dan memanfaatkan rest area hanya 2.000 kendaraan.
Dengan demikian fungsi rest area di Tol Cipali maupun di tol-tol lainnya rata-rata kurang dimanfaatkan oleh para pengguna jalan tol. Mereka semua ingin cepat sampai di tujuan.
Sebelumnya PT Jasa Marga Tbk (Persero) menargetkan proyek jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek II atau Japek Elevated akan rampung dan bisa dioperasikan pada Natal dan Tahun Baru 2019. Terkait besaran tarif tol yang akan diberlakukan untuk tol layang tersebut nantinya sesuai dengan keputusan dari pemerintah.
Saat ini rencana pemberlakuan tarif untuk tol Jakarta-Cikampek Elevated masih dikaji oleh pemerintah. Jasa Marga sendiri menunggu sedang menunggu keputusan pemerintah terkait hal itu.