Selasa 27 Aug 2019 22:25 WIB

Ekonomi Digital, Penyatuan Data UMKM Dilakukan

Gojek saat ini akan melatih 500 usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Lewat jasa Gofood beragam makanan bisa dinikmati dengan layanan jasa antarnya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Lewat jasa Gofood beragam makanan bisa dinikmati dengan layanan jasa antarnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gojek saat ini akan melatih 500 usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari naungan enam kementerian atau lembaga agar berperan aktif di dalam ekonomi digital. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan untuk menyiapkan UMKM naik kelas menjadi industri besar perlu penyatuan data.

"Bagaimana kita bisa mendorong UMKM ini menjadi cluster kalau tidak ada datanya. Balik lagi data UMKM by name dan by address sangat kita perlukan," kata Rudy usai menghadiri Seminar Gojek Wirausaha di Jakarta, Selasa (27/8).

Baca Juga

Rudy menuturkan pada dasarnya pemerintah memiliki data tersebut namun sekarang bisa jadi lebih canggih Gojek. Sebab, menurutnya Gojek merupakan platform lain untuk mendata jumlah UMKM, khususnya yang bergabung dalam ekosistem Gojek.

"Oleh sebab itu makanya pemerintah bisa berkolaborasi dengan teman-teman para pemain, khususnya Gojek untuk mendata supaya bisa bersinergi untuk mengembangkan UMKM," tutur Rudy.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Rully Indrawan mengatakan ketika masuk ke era digital ekonomi, data menjadi sangat penting. Apalagi, lanjut Rully, saat ini data sudah menjadi komoditas.

"Kami dari Kementerian Koperasi dan UKM juga sudah melakukan pendataan by name dan by address. Info yang sudah saya dapatkan hingga saat ini sudah ada 21 jutaan data UMKM," jelas Rully.

Dia memastikan, Kemenkop dan UKM terus melakukan edukasi denganpelaku usaha UMKM. Khususnya, lanjut Rully, UMKM di bidang e-commerce dan pemanfaatan ekonomi digital. Rully menjelaskan, untuk memasuki ekonomi digital tidak hanya berbicara mengenai persaingan saja namun kolaborasi.

"Di Indonesia ada beberapa bank sudah berkolaborasi dengan teknologi finansial. Daripada bersaing saling membunuh lebih baik begitu (berkolaborasi)," ungkap Rully.

Sementara itu, Chief Public Policy and Goverment Realations Gojek Group Shinto Nugroho mengatakan saat ini Gojek sudah memberikan kesempatan kepada UMKM dengan memanfaatkan teknologi. Shinto mengatakan program Gojek Gerakan Online Nusantara juga menyediakan paket lengkap UMKM dengan memberikan akses pasar yang lebih luas dengan masuk ke ekosistem Gojek.

"Akses ke teknologi melalui platform Gojek sekaligus akses ke peningkatan kemampuan dan pengetahuan dengan pelatihan dan modul," tutur Shinto.

Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan kontribusi ekosistem Gojek terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp 55 triliun dengan asumsi 100 persen mitra aktif. Dari riset yang sama, 93 persen mitra UMKM Gofood mengalami peningkatan volume transaksi.

"Sebanyak 85 persen mitra UMKM menginvestasikan kembali hasil penjualan di Gofood ke dalam usaha mereka," tutur Shinto. Shinto mengatakan sejak program Gojek Wirausaha dilucurkan pada awal 2019 sudah melatih lebih dari 14 ribu UMKM dari 17 kota melalui kolaborasi dengan 26 komunitas dan institusi pemerintah.

Gojek juga berpartisipasi dalam berbagai program seperti Gerakan UMKM Go-Online 2019 Kementerian Komunikasi dan Informatika, program pemberdayaan UMKM melalui teknologi dalam paket Kebijakan Pemerataan Ekonomi oleh Kementerian Koordinator Perekonomian, program e-smart IKM milik Kementerian Perindustrian, program peningkatan kapasitas UMKM serta sertifikasi milik Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan program strategis lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement