Senin 26 Aug 2019 15:14 WIB

Hingga Akhir Tahun, Astra akan Miliki 350 Km Jalan Tol

Pendapatan dari divisi logistik dan infrastruktur Astra mencapai Rp 83 miliar.

Rep: LIda Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto saat peresmian puncak pelaksanaan kegiatan Astra Gema Islami (AGI) ke-9 di Jakarta, Jumat (12/7).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto saat peresmian puncak pelaksanaan kegiatan Astra Gema Islami (AGI) ke-9 di Jakarta, Jumat (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk (Astra) mengincar akuisisi sejumlah jalan tol melalui divisi infrastruktur dan logistiknya. Per Juni 2019, Astra memiliki total 338,6 kilometer jalan tol yang telah beroperasi.

Jalan tol sepanjang 11,2 kilometer masih dalam konstruksi. Presiden Direktur Astra, Prijono Sugiarto menyampaikan hingga akhir tahun Astra akan memiliki 350 kilometer jalan tol.

Baca Juga

Pendapatan dari divisi logistik dan infrastruktur mencapai Rp 83 miliar, yang mayoritas disumbang dari operasional jalan tol. Divisi ini ditambah dengan lini usaha teknologi informasi dan properti masih menyumbang porsi empat persen pada bisnis Grup Astra secara keseluruhan.

Mayoritas pendapatan masih disumbang dari otomotif sebesar 45 persen, dan peralatan berat, tambang, konstruksi dan energi sebesar 35 persen. Prijono menyampaikan secara umum Astra mengedepankan keseimbangan dari setiap lini bisnis.

Beberapa sektor menurun seperti otomotif, energi, tambang, dan agribisnis. Sejumlah harga komoditas memburuk, mulai dari CPO juga batu bara. Ditambah dengan perubahan nilai tukar mata uang, dan perang harga.

"Meski pangsa pasar naik jadi 53 persen tapi dari segi harga komoditas jelek itu tidak menolong," katanya usai Public Expose di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (26/8).

Maka dari itu, tambah Prijono, target Astra adalah menjadi produsen dengan biaya terendah. Grup mencari sejumlah lini yang bisa membawa keseimbangan, termasuk jalan tol yang sudah mulai membuahkan hasil.

Pemerintah Indonesia juga kini sangat serius membangun infrastruktur. Terlihat dari alokasi APBN untuk pembangunannya yang mencapai Rp 400-450 triliun setiap tahun. Prijono melihat jika berdasar pada Pendapatan Domestik Bruto, seharusnya dana infrastruktur bisa mencapai Rp 800 triliun.

Ia menegaskan Astra berkomitmen untuk ikut serta mengisi kekosongan. Sebab, tidak mungkin pembangunan infrastruktur hanya mengandalkan APBN dan APBD.

"Kami tetap tertarik ke infrastruktur itu pasti, dan kami juga menyadari bahwa kami harus investasi lebih giat lagi," katanya.

Astra sangat berminat untuk mengakusisi sejumlah jalan tol untuk lini bisnis tersebut. Enam diantaranya sudah selesai dan telah beroperasi. Ruas tol terbaru yang akan diakuisisi September ini adalah Kunciran-Serpong.

"Tol baru kita akan lihat lagi, September ini kita selesaikan 350 kilometer, tapi kita liat case by case yang bisa menghasilkan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement