Jumat 23 Aug 2019 05:29 WIB

Adaro Catat Peningkatan Laba 38 Persen

Adaro tetap harus waspada terhadap perkembangan industri di tahun ini.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir.
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk mencatat peningkatan laba selama semester satu 2019. Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Garibaldi Thohir mengatakan laba inti Adaro naik 38 persen pada semester satu 2019 menjadi 371 juta dolar AS.

“Ini menunjukkan kinerja bisnis inti yang memuaskan dan keunggulan operasional di tengah ketidakpastian ekonomi makro dan pasar batu bara yang fluktuatif,” kata Garilbadi dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (21/8).

Garilbadi memastikan selama ini disiplin biaya terus diterapkan demi mempertahankan margin yang sehat. Meskipun begitu, Garilbadi menuturkan Adaro tetap harus waspada terhadap perkembangan industri di tahun ini.

Dia menambahkan Adaro masih optimistis terhadap fundamental pasar batu bara di jangka panjang. “Model bisnis kami terbukti tangguh dalam menghadapi siklikalitas industri ini dan memungkinkan perusahaan untuk mengelola pasar di jangka pendek.” Jelas Garilbadi.

Garilbadi menegasakan Adaro tetap berkomitmen terhadap penciptaan nilai yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan. Hal tersebut juga meliputi kontribusi dalam bentuk royalti dan pajak kepada pemerintah.

Adaro mencatat EBITDA operasional semester satu 2019 yang solid sebesar 691 juta dolar AS. Angka tersebut menungukkan peningkatan dari 593 juta dolar AS. Selain itu, Adaro juga mempertahankan margin EBITDA operasional yang tinggi pada tingkat 39 persen.

“Hal ini sesuai dengan panduan EBITDA untuk satu tahun yang berkisar 1 dolar AS hingga 1,2 miliar dolar AS,” tutur Garilbadi.

Selain itu, posisi keuangan Adaro juga tetap sehat dengan saldo kas sebesar 895 juta dolar AS. Sementara itu, total kontribusi kepada pemerintah dalam bentuk royalti dan pajak penghasilan badan mencapai total 356 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement