Selasa 20 Aug 2019 04:09 WIB

Kenapa Milenial Harus Melek Teknologi?

Teknologi berkembang pesat ke dalam berbagai sektor, salah satunya sektor bisnis.

Rep: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)/ Red: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)
Kenapa Milenial Harus Melek Teknologi?. (FOTO: Unsplash/Helena Lopes)
Kenapa Milenial Harus Melek Teknologi?. (FOTO: Unsplash/Helena Lopes)

Teknologi saat ini berkembang pesat ke dalam berbagai sektor, salah satunya dalam sektor bisnis. Pengembangan bisnis dengan teknologi cenderung lebih cepat. Untuk itu, bagi milenial yang ingin menyelami dunia bisnis, lebih baik menguasai bidang teknologi pula.

Direktur Re-Industrialisasi Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB), Achmad Rizal mengatakan, generasi milenial yang menjadi penopang kehidupan bangsa Indonesia ke depan harus menjadi motor penggerak perubahan.

Sebab, pada generasi inilah, nasib bangsa Indonesia kedepan ditentukan dari saat ini, sebagai generasi yang memiliki usia produktif, generasi milenial harus melek teknologi dan memanfaatkan teknologi secara baik dan benar.

Baca Juga: Perusahaan Digital Jadi Penguasa Dunia

Menurut Achmad Rizal, anak-anak muda dan kaum milenial sudah saatnya unjuk gigi agar memiliki kemampuan technopreneurship yang mumpuni.

“Ini era anak muda, era kaum milenial. Mereka yang akan menentukan nasib bangsa ke depan. Mereka harus melek digital, mereka harus melek teknologi, dan mereka harus tahu bahwa teknologi harus bisa diterapkan dalam bisnis. Bukan hanya sekadar pajangan yang dilombakan, bukan hanya disimpan dalam perpustakaan,” kata Rizal.

Ia mengingatkan semua kalangan bahwa ekonomi masa depan adalah ekonomi digital. Para technopreneur juga harus melek digital. Aplikasi teknologi untuk kepentingan bisnis juga mau tak mau sudah harus berorientasi digital.

Baca Juga: Bos Perusahaan Teknologi Ini Justru Larang Anaknya Pakai Smarthphone

Pada kesempatan itu, Rizal mengingatkan, agar bisa kompetitif, ekonomi digital harus mengambil peranan penting. Ia mencontohkan konsep sharing economy yang dilakukan Go-Jek dan ekspansinya ke luar negeri, maupun marketplace, seperti Bukalapak. 

“Muncul teknologi baru yang mengakibatkan perubahan luar biasa di semua disiplin ilmu, ekonomi, dan industri. 75 persen pekerjaan melibatkan kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika, internet of things. Oleh karenanya, lulusan perguruan tinggi harus siap untuk digital challenge dan memiliki digital talent,” jelasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement