REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah gencar merevitalisasi kawasan transmigrasi yang ekonominya masih belum berkembang. Salah satu upaya tersebut adalah dengan membuka peluang investasi.
Hal tersebut dikatakan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo saat memberikan arahan pada Audiensi Transmigran Teladan dan Pembina Permukiman Transmigrasi Teladan Tingkat Nasional Tahun 2019 di Jakarta, Kamis (15/8).
"Tahun lalu, investasi yang masuk di kawasan transmigrasi sebesar Rp17 Triliun," ujarnya seperti dalam siaran pers.
Selain itu Eko mengatakan, pemerintah saat ini memiliki perhatian besar terhadap konektivitas antarkawasan, termasuk kawasan transmigrasi. Menurutnya, hal tersebut dilakukan bertujuan untuk dapat menekan biaya produksi, sehingga pendapatan para petani akan lebih meningkat.
"Akan ada pembangunan infrastruktur yang masif di daerah transmigrasi. Dan dana desa akan dinaikan termasuk di daerah transmigrasi. Jangan takut masuk desa karena peluang ada di desa," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, M Nurdin mengatakan, pengembangan kawasan transmigrasi dilakukan dengan melakukan sinergi antar lintas sektoral.
"Fokus ke depan, kita lakukan pengembangan kawasan transmigrasi dan pengembangan permukiman melalui program Prukades (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan), BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dan upaya membangun kemitraan dengan stakeholder," ujarnya.
Untuk diketahui, pada kegiatan Audiensi Transmigran Teladan dan Pembina Permukiman Transmigrasi Teladan Tingkat Nasional Tahun 2019 tersebut, juga dilaksanakan penandatanganan MoU terkait pengembangan kawasan transmigrasi antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan Universitas Lampung, Universitas Hasanudin, Universitas Haluoleo, dan 2 organisasi masyarakat yaitu Fatayat NU dan Muslimat NU.