Kamis 08 Aug 2019 05:50 WIB

Sandiaga Ingatkan Pemerintah Soal Proyek OBOR Cina

Sandi meminta pemerintah memastikan proyek OBOR benar-benar berdampak ke ekonomi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Cawapres Sandiaga Uno (kiri).
Foto: Antara/Reno Esnir
Mantan Cawapres Sandiaga Uno (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Cawapres, Sandiaga Uno mengingatkan perlunya menelaah secara teliti dampak proyek Belt and Road Initiative (BRI) atau One Belt One Road (OBOR) yang diinisiasi Cina terhadap kepentingan nasional. Sebab negara harus memastikan kepentingan nasional tetap terjaga.

"Kami menyampaikan bahwa banyak sekali investasi-investasi yang kadang-kadang menjanjikan dampak positif tapi karena tidak dihitung dengan baik, tidak di-review dan tidak dilakukan uji tuntas dengan baik akhirnya malah menimbulkan banyak problem," kata Sandi kepada Republika.co.id, usai Round Table Discussion yang diselenggarakan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Rabu (7/8).

Baca Juga

Menurut Sandi, Indonesia butuh investasi untuk membuka lapangan kerja. Tapi dalam proyek BRI atau OBOR harus dapat dipastikan kepentingan nasional Indonesia tetap terjaga.

"Jangan sampai mereka (pihak asing) investasi di sini tapi tidak terbuka lapangan kerja (untuk WNI), malah kesempatan (lapangan kerja) itu dibuka kepada negara asalnya (orang asing dari luar Indonesia, red), ini yang menjadi catatan utama," ujarnya.

Sandi juga mengingatkan agar ada tata kelola yang baik, transparansi, akuntabilitas, responsibility, independen dan adil dari proyek BRI atau OBOR sehingga nilai positifnya bisa dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Sandi mengaku bersikap moderat dalam memandang proyek BRI berada. Tapi dia menekankan akan perlunya kehati-hatian Indonesia dalam merespon proyek BRI.

"Saya mantan investor, saya tahu, orang investasi pasti ingin untung, dan investasi itu kalau bisa tekan biaya serendah mungkin pakai kekuatan modal yang dimiliki untuk mendapatkan peluang yang terbaik untuk sang investor," ujarnya.

Maka, Sandi menegaskan, Indonesia sebagai negara penerima investasi harus mampu melakukan negosiasi dengan cermat dan cerdas. Untuk memastikan Indonesia tidak bisa ditekan investor.

"Oke investasi di sini, tapi harus win win hasilnya, buat kita yang paling utama investasi itu harus sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia, kepentingan nasional kita saat ini adalah bergeraknya ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas," jelasnya.

Pengalaman buruk

Sandiaga Uno memiliki pengalaman buruk berbisnis dan berinvestasi dengan pengusaha Cina. "Saya pernah mengalami sewaktu membangun pembangkit listrik, awal-awalnya berjalan baik, senang-senang saja tapi ternyata begitu selesai dibangun, sewaktu pengoperasian, semua tenaga kerja didatangkan dari Cina. Bahkan tukang masaknya juga dari Cina," ujar Sandiaga.

Sandiaga berharap kejadian yang sama agar jangan sampai terulang. Menurutnya, Indonesia harus belajar dari kesalahan yang pernah dilakukannya. "Kita jangan hanya jadi penonton, kita coba jadi pemain inti. Jangan juga jadi pemain cadangan, harus jadi pemain inti," ujar Sandiaga.

Ketika investasi tidak berhasil dijalankan, dampaknya tentu tidak akan dirasakan oleh masyarakat. Menurut Sandiaga, hal itu sangat merugikan sekali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement