REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, mempermudah perizinan investasi menjadi kunci utama mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Termasuk dengan meningkatkan fungsi dan efektivitas Online Single Submission (OSS) maupun mengurangi regulasi yang memberatkan calon investor.
"Adanya OSS terbukti belum berbicara banyak untuk meningkatkan investasi," kata Huda ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (6/8).
Pandangan Huda disampaikan di tengah kondisi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh melambat pada kuartal kedua. PMTB yang merupakan indikator investasi tercatat hanya tumbuh 5,01 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun lalu, yakni 5,85 persen.
Tidak hanya investasi, Huda menambahkan, penyebab lain dari perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah perlambatan sektor industri pengolahan dan perdagangan. Keduanya memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), yakni hingga 32,47 persen.
"Akibatnya, pertumbuhan ekonomi juga mengalami perlambatan," tuturnya.
Huda menyebutkan, sektor industri masih terdampak akibat adanya perang dagang AS dengan Cina yang memiliki dampak negatif terhadap manufaktur. Sedangkan, sektor perdagangan melambat sebagai akibat dari biaya logistik Indonesia yang tidak kunjung murah. Hal ini ditambah ada kenaikan dari segi jasa penerbangan yang semakin memberatkan biaya pengusaha.
Ke depan, Huda memprediksi, pertumbuhan ekonomi akan semakin berat. Sebab, kuartal kedua yang biasa menjadi tumpuan sepanjang tahun justru mengalami perlambatan. Kondisi ini dapat menjadi sinyal perlambatan pada kuartal ketiga dan keempat.
Tapi, Huda menyampaikan, bisa saja prediksi tersebut berbalik menjadi bagus. "Asalkan pemerintah bisa memperbaiki sektor-sektor yang menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.