Selasa 06 Aug 2019 07:41 WIB

Tiga Tips Jitu Dirikan Startup ala Bos JNE

Bos JNE mendirikan perusahaan permodalan ventura Global Basket Mulia Investama.

Rep: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)/ Red: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)
Tiga Tips Jitu Dirikan Startup ala Bos JNE. (FOTO: Istimewa)
Tiga Tips Jitu Dirikan Startup ala Bos JNE. (FOTO: Istimewa)

Bagi kamu yang memiliki cita-cita mendirikan startup berbasis teknologi, kamu harus bisa mewujudkannya. Pasalnya, jika menengok dari peluang, bisnis itu terlihat menjanjikan di masa depan.

Namun, terkadang cita-cita hanya sebatas cita-cita jika tak ada actionnya. Ketakutan A sampai Z selalu membayangi benak sesiapa saja yang berkeinginan sukses lewat startup teknologi.

Tapi tenang, Djohari Zein selaku Presiden Komisaris PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), yang sekarang sibuk di dunia startup memiliki trik jitunya.

Djohari yang mendirikan perusahaan permodalan ventura bernama Global Basket Mulia Investama (GBMI) memapar beberapa tips efektif buat kamu yang berniat mendirikan perusahaan startup hingga mendapat investor, berikut tipsnya:

1. Ide kita harus jadi solusi

Pertama, tentu saja sebagai seorang founder kita harus punya ide terlebih dahulu. Bagaimana bisa menentukan bisnis apabila ide di awal saja tidak ada.

Baca Juga: Berawal dari Customer Service, Djohari Zein Sukses Dirikan JNE

Namun, bukan hanya ide bisnis ya, kamu juga harus tahun ide tersebut harus bisa menjadi solusi bagi seluruh masyarakat. Jadi, bisnismu kelak akan laris karena mereka merasakan dampak positifnya.

Saat Djohari Zein ingin mendirikan JNE, dia mengusulkan sebuah ide bisnis ke almarhum Soeprapto Suparno. Djohari yang sempat bekerja di perusahaan logistik TNT menawarkan Soeprapto mendirikan perusahaan logistik yang bisa melayani pengiriman ke luar negeri.

Ide bisnis ini tentu bisa membuat perusahaan yang berada di bawah naungan TIKI menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 

2. Harus bisa jadi orang yang dipercaya

Selanjutnya, sebagai pendiri bisnis di bidang teknologi harus bisa menjadi pribadi yang dipercaya. Bisnis di bidang teknologi ini memang penuh dengan hal yang bersifat online. Tapi kompleksitasnya mirip dengan bisnis offline. Apalagi, kalau sudah urusan pendanaan.

“Kita harus terbiasa memiliki karakter yang ‘bisa dipercaya,’ sehingga ide kita bisa diceritakan ke pemodal-pemodal yang punya dana dan belum memiliki ide tersebut,” ujar Djohari Zein.

Baca Juga: Sulit Dapat Modal? Ini Tips yang Perlu UMKM dan Startup Lakukan!

“Nah dengan adanya ide yang ‘dipercaya’ itu, modal dengan sendirinya mengalir. Sehingga hal itu bisa dieksekusi menjadi sebuah bisnis,” sambungnya.

3. Jangan fokus dengan produk saja

Mendirikan perusahaan startup bakal menyita banyak waktumu. Dengan begitu, kamu enggak bisa apabila hanya fokus dengan produk saja. Pasalnya, banyak sekali “tetek bengek” yang harus diurus seorang founder.

“Jangan konsentrasi terhadap produk saja, harus diperhatikan sisi-sisi lain seperti legal (hukum), tax (pajak), dan human resource (kepegawaaian),” imbuhnya.

Dalam hal ini, Djohari juga mengungkapkan, GBMI memang sangat terbuka untuk membantu startup-startup menangani masalah tersebut. Wajar saja, perusahaan permodalan ini didirikan langsung pendiri JNE yang sudah berpengalaman dalam hal-hal itu.

Akan tetapi, tentunya GBMI tidak akan sembarangan menentukan startup mana yang mereka danai. Pastikan saja, sebelum kamu maju, produk dari startup-mu harus bisa jadi solusi masyarakat.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement