Senin 05 Aug 2019 11:38 WIB

Aprindo Belum Hitung Kerugian Industri Ritel Usai Blackout

Aprindo menyayangkan PLN yang tak siap dalam mengatasi listrik padam berjam-jam

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nidia Zuraya
Suasana pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua, Jakarta, Kamis (1/8).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua, Jakarta, Kamis (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyayangkan terjadinya insiden blackout atau listrik padam sejak Ahad, (4/8) siang. Namun Aprindo belum menghitung nominal kerugian atas insiden yang berlangsung terutama di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta itu.

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengakui kerugian pastinya dirasakan industri ritel jika terjadi blackout. Misalnya, perusahaan ritel yang mesti menambah pengeluaran untuk mengaktifkan genset.

Baca Juga

"Belum ada data begitu untuk nominal kerugiannya, tapi kami pikir di ritel bisa terkendali karena ada genset ya," katanya pada Republika, Senin (5/8).

Ia menyayangkan PLN yang tak siap dalam mengatasi listrik padam hingga berlangsung berjam-jam. Ia meminta PT PLN (persero) melakukan evaluasi menyeluruh agar insiden serupa tak terulang ke depannya.

"Listrik ini nggak ada alternatif selain PLN. Masalahnya apakah harus terulang kasusnya? Harusnya dengan kemajuan zaman hal-hal gini nggak boleh terjadi," ujarnya.

Menurutnya, PLN wajib punya rencana alternatif bila terjadi kerusakan pada pembangkit listrik. Sehingga padamnya listrik tak terjadi hingga berjam-jam di wilayah padat penduduk.

"Listrik ini sangat vital maka PLN harus evaluasi secara menyuluruh. Harus ada back up teknologinya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement