REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO — Untuk mensiasati berlimpahnya produksi dan menekan tidak jatuhnya harga bawang merah lokal, pemerintah melakukan penderasan ekspor ke negara lain, seperti halnya yang terjadi pada Ahad (4/8). Sebanyak 165 ton bawang merah Probolinggo dilepas menuju negara Thailand.
Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Surabaya bersama PT. Cipta Makmur Sentausa melakukan ekspor perdana tahun 2019 bawang merah dari Probolinggo, bertempat di Kawasan Pasar Bawang Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Ekspor ini kita dorong untuk membantu petani, dan kami berikan kemudahan proses pemeriksaan karantina. Sehingga bisa lebih cepat dan tidak menghadapi kendal di pelabuhan tujuan," ujar Musyaffak Fauzi, Kabalai Karantina Surabaya.
Lebih lanjut Musyaffak menjelaskan tahun 2018 dari Probolinggo saja telah dilepas ekspor bawang merah ke Thailand dan Vietnam sebesar 1.100 ton. Ditargetkan tahun ini dapat lebih besar volumenya.
Sri Puji Wanti selaku Direktur PT Cipta Makmur Sentausa mengucapkan terima kasih atas kemudahan yang telah diberikan Kementerian Pertanian. Dia berharap bantuan pemerintah untuk negosiasi dengan Thailand dan Vietnam terkait pemberlakuan peraturan baru ekspor bawang.
"Kami siap memenuhi berapa pun kebutuhan di luar negeri, khususnya Thailand. Mengingat permintaan masih tinggi sekitar 2.000 hingga 3.000 ton. Namun ada potensi kendala ekspor, terkait permberlakuan aturan teknis mulai 25 Agustus 2019," kata Wanti. Eksportir ini berharap pemerintah membantu untuk proses pemenuhan persyaratan teknis ekspor, serta negosiasi negara tujuan agar tidak memberatkan.
M. Sidiq wijanarko, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Probolinggo mengatakan sebagai salah satu sentra bawang merah di Pulau Jawa, Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi produksi yang tinggi. Selain itu bawang merah dari daerah lain masuk ke wilayah Pasar Bawang Dringu Probolinggo.
"Terima kasih untuk pemerintah pusat yang membantu memasarkan produk petani kami. Mudah-mudahan bawang merah ini tidak mengalami hambatan di kawasan pabean,"ujarnya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri yang hadir pada pelepasan ekspor ini mengatakan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman sangat bangga Indonesia mampu membalikkan keadaan.
Dulu di tahun 2014 impor bawang merah dari Thailand 72 ribu ton, tahun 2015 turun 17 ribu ton dan tahun 2016 tidak ada impor. Namun sejak 2017 hingga hari ini, Indonesia sudah mampu melakukan ekspor ke Thailand dan 5 negara lainnya.
"Ini adalah prestasi pembangunan pertanian di era pemerintahan Jokowi-JK. Mentan mampu menyelesaikan satu per satu masalah petani dan produksi pertanian. Bantuan bagi petani sudah luar biasa, baik benih, pupuk dan alsintan," tegas Kuntoro.
Kuntoro berharap kontinuitas ekspor bawang merah akan diikuti dengan makin terbukanya akses pasar di negara lain, sehingga petani mendapat hasil lebih dari pertaniannya.