REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengaku mendukung upaya pemerintah untuk mendorong pengelolaan jalan tol yang berkelanjutan.
"Jalan tol jadi etalase bangsa Indonesia itu jadi mimpi kita. Misal penanaman tanaman lokal, kita sangat sepakat," ujar Desi dalam diskusi bertajuk "Pengelolaan Jalan Tol Berkelanjutan" di gedung auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Jumat (2/8).
Namun, Desi meminta pemerintah benar-benar mematangkan standar dan aturan untuk mewujudkan pengelolaan jalan tol yang berkelanjutan. Sebab, kata Desi, keberadaan jalan tol seharusnya mampu mengubah kebiasaan negatif pengendara yang selama ini masih kerap ditemukan, baik di jalan tol maupun di area peristirahatan (rest area), seperti membuang sampah sembarangan.
Desi menyampaikan bisnis jalan tol tentu memprioritaskan pada sisi kelancaran jalan. Kata Desi, pengelola jalan tol sangat memerlukan bantuan kepolisian dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengatur lalu lintas agar tidak tersendat.
"Kendala kami di bisnis ini kan investasi besar dan pastinya 10 sampai 15 tahun pertama defisit cashflow. Kami tidak bisa melakukan sendiri tapi butuh bantuan pihak lain, mulai dari kepolisian hingga kementerian terkait," kata Desi.
Desi menyampaikan pengelola jalan tol dan rest area terus melakukan pembenahan, termasuk fasilitas toilet, di mana jumlah toilet untuk perempuan lebih banyak dari toilet pria. "Yang agak berat merombak rest area yang sudah lama karena ada yang sudah dikontrak dan lain sebagainya. Kalau rest area yang baru relatif lebih mudah," ucap Desi.