REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Surveyor Indonesia (Persero) berulang tahun yang ke-28 pada Kamis (1/8). Di-usianya yang ke-28 ini, Surveyor Indonesia melakukan transformasi melalui lima pilar strategis, yakni High Performance Culture, New Business Development, New Operating Model, Market Expansion & Acceleration, dan Costumer Focus & Services Excellence.
“Transformasi itu kami lakukan untuk mencapai visi menjadi Perusahaan Independent Assurance Nasional yang diakui dunia,” kata Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (Persero), Dian M Noer dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/8).
Ia menambahkan, Surveyor Indonesia juga telah memantapkan diri melangkah dalam bisnis berbasis digital sebagai bagian dari tranformasi korporasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat. “Kami bertransformasi ke arah digital dengan memberikan leverage pada produk dan jasa dengan teknologi yang mendukung Revolusi Industri 4.0 seperti IoT (Internet Of Things), cloud computing dan penerapan keamanan cyber,” ujar Dian.
Surveyor Indonesia, lanjutnya, melakukan modernisasi teknologi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan, serta melakukan diferensiasi bisnis berbasis digital.
Ia mengemukakan, Surveyor Indonesia juga telah membangun laboratorium pelumas di Sentul, Bogor, Jawa Barat, yang dapat melakukan pengujian karakteristik fisika-kimia terlengkap dan pengujian parameter untuk kerja pelumas dengan teknologi terbaru. Laboratorium ini dilengkapi dengan 25 peralatan uji fisika dan kimia, dua line engine dynamometer dengan kapasitas 250 horse power (HP) yang memiliki kecepatan operasional yang dapat dilakukan 24 jam, akurasi tinggi dan sudah kalibrasi pabrik.
Selain itu, Dian menambahkan, laboratorium ini juga dapat melakukan pengujian terhadap pelumas dalam penggunaan (used oil analysis) guna membantu industri untuk mengetahui umur pemakaian pelumas dan mengetahui kondisi bagian-bagian mesin yang berputar berupa Oil Condition Monitoring (OCM). Hal itu penting agar perawatan dapat dilakukan secara efisien dan dapat meningkatkan produktivitas permesinan.
OCM dapat dilakukan pada permesinan untuk sektor pertambangan, transportasi darat, laut, dan udara, pembangkitan dan industri manufaktur. “Kami kawal SNI Wajib Pelumas untuk mendorong daya saing industri nasional dan jaminan kepentingan konsumen,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, Surveyor Indonesia juga mengembangkan aplikasi IT dalam rangka otomasi produk jasa, diantaranya Data Master Online (DMO) untuk pekerjaan survey mineral batubara, sistem informasi verifikasi bahan bakar nabati B20, Sistem Informasi Cargo Monitoring BBM serta aplikasi Lab Pelumas. “Sedangkan untuk fungsi pendukungnya Surveyor Indonesia melakukan pengembangan eOffice, Human Resources Information Services (HRIS) dan lainnya,” tuturnya.
Selain itu, ia melanjutkan, Surveyor Indonesia juga mengembangkan aplikasi IT dalam rangka otomasi produk jasa, di antaranya Data Master Online (DMO) untuk pekerjaan survey, sistem informasi verifikasi bahan bakar nabati, dan Mobile Apps Lab Pelumas. Sedangkan untuk fungsi pendukungnya Surveyor Indonesia melakukan pengembangan e-Office dan Human Resources Information Services (HRIS).
“Surveyor Indonesia terus berinovasi dalam layanan diversifikasi bisnis dengan mengembangkan bisnis baru atau model bisnis baru yang berbasis teknologi digitalisasi serta melakukan diferensiasi produk dan jasa yang berbeda dengan kompetitor yang ada untuk memenangkan pasar,” paparnya.
Dian menambahkan, teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat untuk menghadapi tantangan bisnis sekarang dan masa yang akan datang. Agar transformasi dapat terwujud, Surveyor Indonesia terus melakukan pengembangan SDM yang memiliki kompetensi nasional dan internasional sebagai aset utama perusahaan dalam menghadapi persaingan dan tantangan global di masa depan.
Surveyor Indonesia dituntut untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan dan keahlian sesuai praktik terbaik (best practices) dan didukung dengan penguasaan teknologi terkini dan digitalisasi. Revolusi Industri 4.0 menuntut manajemen meninggalkan pola business as usual (menjalankan bisnis seperti biasanya) agar dapat memenangkan persaingan usaha baik di dalam negeri maupun global.
“Perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi secara masif, pengembangan Industri 4.0, Internet of Things, artificial intelligence, cloud computing dan media sosial telah mengubah cara hidup manusia dan model bisnis yang ada,” ujarnya.
Dian mengemukakan, perkembangan ekonomi dunia dan perdagangan internasional serta persyaratan global, mendorong Surveyor Indonesia untuk berkembang di beberapa sektor strategis dalam mendukung pengembangan perusahaan. “Bekerja sama dengan aliansi strategis dunia yang memiliki pengalaman dan sumberdaya manusia yang berkompeten di bidangnya, Surveyor Indonesia terus melakukan penetrasi dan ekspansi ke pasar regional ASEAN,” tuturnya.
Ia menyebutkan, saat ini Surveyor Indonesia berperan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Strategis Nasional antara lain Pembangunan Palapa Ring, Infrastruktur LRT Jabodebek, Implementasi Mandatori B20 dan Program Pembangkit Listrik 35,000 Mega Watt. Mendorong penggunaan Produk Dalam Negeri dalam bidang infrastruktur sesuai regulasi pemerintah dan mendukung pemastian implementasi standar nasional untuk pelumas dan produk lainnya.
Kinerja
Dian mengungkapkan, sampai dengan semester 1 2019, Surveyor Indonesia mencapai pendapatan sebesar Rp 620 M dengan laba sebelum pajak Rp 102 M. Pendapatan tersebut terutama merupakan kontribusi dari sektor Migas dan SP serta sektor Minba dan sektor PIK.
Dalam menghadapi tantangan global, di usianya yang ke-28, Surveyor Indonesia telah berhasil menggandeng perusahaan global multinasional seperti Systra (transportation) Siemens (operation and maintainance ), Airport D France untuk mendukung kegiatan operasional Surveyor Indonesia baik di dalam maupun luar negeri. “Surveyor Indonesia juga telah merambah ke pasar Asean yaitu dengan masuk ke Vietnam untuk kerjasama dengan Hang Long Cement anak perusahaan Semen Indonesia yang merupakan holding BUMN untuk semen,” tuturnya.
Ia menambahkan, sinergi BUMN terus dibangun dan bertambah, serta menghasilkan kontrak-kontrak baru. Hal ini menunjukkan bahwa Surveyor Indonesia semakin dipercaya. Sinergi yang telah terjalin dengan banyak BUMN.
Surveyor Indonesia juga mulai mengembangkan bisnis anorganik dalam penyediaan ketenagalistrikan bekerja sama dengan BUMN besar dari korea (Kowepo). “Diharapkan ke depan akan terus berkembang sejalan dengan bisnis Surveyor Indonesia,” ujarnya.
Dalam menghadapi persaingan usaha, Surveyor Indonesia melakukan inovasi-inovasi terutama dalam menyajikan pelayanan dan solusi total bagi para pengguna jasa. “Kami telah menyelesaikan perbaikan proses bisnis internal dengan otomasi sistem melalui pemanfaatan teknologi informasi,” ujar Dian M Noer.