Kamis 01 Aug 2019 14:40 WIB

JK Bandingkan Tantangan Transmigrasi Saat Ini dan Masa Lalu

Tantangan transmigrasi, yakni mencari lahan yang cukup baik seperti pada masa lalu.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Eko Sandjojo, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono membuka Rakornas Transmigrasi di Jakarta, Kamis (1/8/2019). Rakornas Transmigrasi yang dihadiri para menteri, gubernur, bupati, kepala dinas, rektor, serta mitra kerja mengusung tema
Foto: Foto: Matin/Kemendes PDTT
Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Eko Sandjojo, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono membuka Rakornas Transmigrasi di Jakarta, Kamis (1/8/2019). Rakornas Transmigrasi yang dihadiri para menteri, gubernur, bupati, kepala dinas, rektor, serta mitra kerja mengusung tema

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut tantangan program transmigrasi saat ini dan masa mendatang dengan penduduk Indonesia mencapai 270 juta jiwa. JK menilai, berbeda dengan masa sebelumnya, mencari lahan yang cukup baik untuk program transmigrasi saat ini jauh lebih sulit.

"Tentu tidak mudah lagi mencari lahan yang cukup baik seperti dulu yang ada di Kalimantan atau daerah-daerah lain," ujar JK saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (rakornas) Transmigrasi di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (1/8).

Baca Juga

Karena itu, JK menyarankan untuk lebih selektif dalam program transmigrasi ke daerah lain. Apalagi, kondisi Pulau Jawa saat ini sebagai daerah asal transmigran paling banyak telah berubah menjadi daerah industri yang juga membutuhkan banyak tenaga kerja.

Dengan demikian, progam transmigrasi yang awalnya dipahami untuk mengurangi kepadatan Jawa telah berubah. "Awalnya sebagian besar di Jawa daerah pertanian, agraris, sekarang sudah menjadi daerah industri yang juga membutuhkan tenaga kerja yang banyak, sehingga kepadatan itu dapat diatasi oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang lebih mengharapkan labour intensive," ujar JK.

Kendati demikian, JK mengungkap saat ini dikenal program transmigrasi swakarsa yang didasari keinginan sendiri dan biaya sendiri, sementara pemerintah hanya menyediakan lahan dan rumah. "Apakah yang dibiayai perusahaan atau mandiri, itu juga suatu solusi yang baik, pada saat di mana perkebunan sawit sudah berkembang bergitu banyak, dibutuhkan tenaga kerja di daerah Riau, di Jambi tentu tenaga kerja tidak sebanyak di Jawa maka timbullah transmigrasi swakarsa," ujar JK.

JK menilai transmigrasi swakarsa ini pun sama baiknya sebagai program transmigrasi, selama mampu memberi kesejahteraan bagi transmigram maupun penduduk lokal wilayan tujuan. "Itu semua baik selama mereka mempunyai suatu kesejahteraan dan juga bermanfaat," ujar JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement