Sabtu 03 Aug 2019 13:42 WIB

Pemanfaatan Teknologi AI untuk Penemuan Obat Hingga Eksplorasi Migas berbasis Teknologi

Kecerdasan buatan (AI) merambah ke semua bidang kehidupan manusia.

Rep: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)/ Red: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)
Pemanfaatan Teknologi AI untuk Penemuan Obat Hingga Eksplorasi Migas berbasis Teknologi. (FOTO: Pixabay)
Pemanfaatan Teknologi AI untuk Penemuan Obat Hingga Eksplorasi Migas berbasis Teknologi. (FOTO: Pixabay)

Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan dua Guru Besar yaitu Arry Yanuar sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Farmasi UI dan Abdul Haris sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI. Upacara pengukuhan dilaksanakan pada Rabu (31/7/2019) di Balai Sidang UI kampus Depok, yang dipimpin oleh Rektor UI Muhammad Anis.

Arry Yanuar menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Artificial Intelligence Sebagai Pendekatan Baru dalam Ilmu Kimia Medisinal dan Perannya pada Proses Penemuan Obat.”

Pada awalnya penemuan obat banyak diperoleh secara kebetulan seperti penisilin (antibiotik), metformin (anti diabetes), sildenafil (disfungsi ereksi) dan minoksidil (penumbuh rambut).

Baca Juga: Robot Poker AI Buatan Facebook dan Carnegie Mellon University Kalahkan Manusia

"Namun kini, dengan kemajuan teknologi, penemuan obat yang rasional dapat didukung oleh kemajuan yang pesat dalam berbagai ilmu antara lain ilmu komputer, statistik, biologi molekuler, biofisika, biokimia, farmakokinetik, farmakodinamik dan  kimia medisinal. Berbagai metode dapat digunakan di dalam penemuan obat rasional, salah satunya melalui upaya AI," ujarnya.

Arry menuturkan, salah satu perkembangan terbaru AI dan sangat luar biasa adalah penemuan obat PXT3003 untuk pengobatan penyakit neuropati Charcot-Marie-Tooth (CMT) salah satu kelainan langka yang belum ditemukan obatnya, hingga obat ini ditemukan oleh perusahaan Biofarmasi Prancis Pharnext yang baru berdiri pada tahun 2007.

"AI memberikan akselerasi yang luar biasa dalam penemuan dan pengembangan obat. Maka tidak heran banyak perusahaan farmasi mulai bermitra dengan startup dan akademisi AI untuk memulai program pengembangan obat, bahkan perusahaan raksasa di luar farmasi bertransformasi untuk pengembangan obat seperti Google dan Facebook Inc.,

 jelasnya.

Baca Juga: Dubai Gunakan AI Selamatkan Jiwa Pasien

Sedangkan Abdul Haris menyampaikan bahwa produksi migas di Indonesia sejak tahun 1990-an mengalami tren penurunan yang berkelanjutan yang tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan yang terus meningkat. Hal ini disebabkan minimnya kegiatan eksplorasi dan minimnya inovasi dan pengembangan teknologi baru dalam eksplorasi migas.

“Ada paradigma baru dalam mengeksplorasi Migas yaitu eksplorasi seismik dengan mengadopsi inovasi, analisis dan interpretasi seismik lanjut (advanced seismic interpretation). Teknologi ini menjadi bagian utama dan bagian penting dari tahapan eksplorasi yang diaplikasikan oleh industri migas. Tidak hanya sampai itu, Pengembangan survei seismik 2D diperluas menjadi seismik 3D dan bahkan 4D yang dapat menghasilkan gambar bawah permukaan yang jauh lebih rinci," tutup Haris.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement