Selasa 30 Jul 2019 15:32 WIB

Pertumbuhan Investasi 2019 Diyakini Double Digit

Antusiasme investor dalam berinvestasi cukup tinggi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Kepala BKPM Thomas Lembong dan Plt Deputi Bidang Pengendalian  Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani dalam konferensi  pers realisasi investasi kuartal kedua dan semester pertama 2019 di  kantornya, Jakart, Selasa (30/7).
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kepala BKPM Thomas Lembong dan Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani dalam konferensi pers realisasi investasi kuartal kedua dan semester pertama 2019 di kantornya, Jakart, Selasa (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong optimistis, tren pemulihan investasi akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Hal ini tercermin dari sejumlah investor besar yang ‘mengantre’ bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membicarakan potensi investasi. Di antaranya Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UAE) Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan hingga Presiden Direktur SoftBank Masayoshi Son.

Thomas menilai, kondisi tersebut mencerminkan optimisme luar biasa di kalangan investor. Khususnya setelah Pemilu yang dinilai berlangsung secara tertib, aman dan damai. Faktor lain yang berkontribusi adalah kenaikan peringkat Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's S&P global rating pada dua bulan lalu.

Baca Juga

"Terjadi rating upgrade," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/7). 

Rekonsiliasi politik antara koalisi pemerintah dengan partai politik (parpol) oposisi. Thomas menyebutkan, masih ada beberapa tantangan atau ancaman terhadap investasi Indonesia. Misalnya, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang masih berlanjut dan perlambatan ekonomi secara global. Tapi, ia optimistis, prospek investasi ke Indonesia masih sangat positif. 

Thomas menggambar, realisasi investasi pada tahun ini kontras dengan kondisi pada 2018. Tahun lalu disebutnya sebagai keadaan yang sulit, di mana investasi melambat. Khususnya pada Penanaman Modal Asing (PMA) yang turun sembilan persen dibandingkan 2017. 

Pemulihan investasi pada tahun ini tergambar dengan realisasi sepanjang semester pertama yang mencapai Rp 359,6 triliun, meningkat 9,4 persen dibanding dengan periode sama pada tahun lalu. Dari total realisasi semester pertama, sebanyak Rp 182,8 triliun di antaranya masuk dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang naik 16,4 persen. Sedangkan, realisasi PMA adalah Rp 212,8 triliun, naik empat persen dibandingkan semester pertama 2018. 

Thomas memprediksi, sepanjang 2019, total investasi yang akan didapatkan Indonesia dapat kembali ke double digit. Meski tidak dapat menyebutkan angkanya secara pasti, ia memperkirakan realisasi investasi PMDN dan PMA menyentuh belasan atau low double digit. "Jadi, belasan, itu masih kira-kira," katanya. 

Terlepas dari prediksi tersebut, Thomas menekankan, antusiasme dari kalangan investor masih sangat tinggi. Khususnya setelah beberapa wawancara Presiden Jokowi dengan media internasional dan pidatonya di Sentul yang dinilai Thomas sebagai policy speech. Sejak saat itu, permintaan informasi, pertemuan dan lalu lintas diskusi kepada Presiden Jokowi dan jajarannya naik drastis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement