Senin 29 Jul 2019 11:55 WIB

Wait and See The Fed, Saham Asia Anjlok

Pasar masih menghitung kemungkinan penurunan suku bunga AS pekan ini.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Televisi di Bursa Saham New York menunjukkan pengumuman ditahannya suku bunga acuan oleh bank sentral AS The Federal Reserve. The Fed mempertahankan suku bunga pada 2,25 persen hingga 2,5 persen.
Foto: AP Photo/Richard Drew
Televisi di Bursa Saham New York menunjukkan pengumuman ditahannya suku bunga acuan oleh bank sentral AS The Federal Reserve. The Fed mempertahankan suku bunga pada 2,25 persen hingga 2,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Saham Asia bergerak melemah pada Senin (29/7) karena pasar masih menghitung kemungkinan penurunan suku bunga AS pekan ini. Perunding perdagangan AS dan China juga bertemu di Shanghai minggu ini untuk pembicaraan langsung pertama mereka sejak gencatan senjata G20 bulan lalu, tetapi pasar memiliki ekspektasi rendah atas kemajuan negosiasi. 

Data pada akhir pekan menunjukkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan industri China yang dikontrak pada Juni, memicu kekhawatiran bahwa perang perdagangan akan menyeret pertumbuhan ekonomi.

"Kami tetap optimistis kedua belah pihak dapat menyepakati perjanjian sempit yang membahas masalah penting terkait perdagangan, seperti permintaan AS untuk meningkatkan ekspor," kata analis di Barclays dalam sebuah catatan.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen dalam perdagangan lambat. Nikkei Jepang anjlok 0,5 persen dan Shanghai blue chips turun 0,2 persen. E-Mini futures untuk S&P 500 turun 0,1 persen.

Suku bunga berjangka sepenuhnya dihargai untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin dari The Fed pada hari Rabu, dengan hanya sedikit peluang pergerakan setengah poin. Yang lebih penting adalah apa yang ditandai oleh bendera bank sentral untuk masa depan, mengingat pasar menyiratkan 100 basis poin pelonggaran selama sekitar satu tahun ke depan.

"Pesan itu akan menjadi kunci dan akan membantu pasar menentukan apakah pemotongan suku bunga hanya  'insurance cut', atau The Fed memulai siklus pelonggaran penuh karena pasar saat ini price in," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi di NAB.

Dolar mencapai puncak dua bulan pada sekeranjang mata uang di 98.010, dan terakhir diperdagangkan di 97.921. Euro berada di 1,1133 dolar AS pada Senin. Sementara dolar AS naik kembali ke 108,48 yen. Poundsterling berada dekat posisi terendah 27-bulan sekitar 1,2375 dolar AS di tengah laporan pemerintah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sedang mempersiapkan alasan untuk Brexit tanpa kesepakatan (no deal Brexit).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement