Ahad 28 Jul 2019 00:37 WIB

FTC Paksa Facebook Buat Panel Privasi dan Bayar US$5 Miliar

FTCmenyebut Facebook telah menyetujui penyelesaian dugaan penyalahgunaan privasi akun

Rep: Agus Aryanto(Warta Ekonomi)/ Red: Agus Aryanto(Warta Ekonomi)
FTC Paksa Facebook Buat Panel Privasi dan Bayar US$5 Miliar. (FOTO: Adam Berry/Getty Images)
FTC Paksa Facebook Buat Panel Privasi dan Bayar US$5 Miliar. (FOTO: Adam Berry/Getty Images)

Federal Trade Commission (FTC) menyebut Facebook telah menyetujui penyelesaian dugaan penyalahgunaan privasi akun dengan membayar US$5,5 miliar. Facebook juga disebut akan setuju untuk membuat komite dewan tentang privasi dengan membuat sertifikasi eksekutif baru untuk melindungi privasi pengguna Facebook.

“Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg harus menyatakan setiap tiga bulan bahwa perusahaan tersebut benar-benar melindungi privasi pengguna,” kata seseorang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut, seperti dikutip dari Reuters.

Dari laporan The Washington Post, Reuters melansir bahwa FTC telah menuduh Facebook menyesatkan pengguna tentang penanganan nomor telepon mereka dan penggunaan otentikasi. Dua hal itu menjadi bagian dari keluhan luas yang menyertai penyelesaian dalam enyelidikan privasi yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Facebook Hapus Akun di 4 Negara Ini...

Post juga melaporkan FTC juga berencana untuk menuduh Facebook memberikan informasi yang tidak cukup kepada sekitar 30 juta pengguna tentang alat pengenalan wajah, masalah yang diidentifikasi sebelumnya oleh Consumer Reports. Sementara, The Wall Street Journal juga melaporkan, Komisi Sekuritas dan Bursa AS diperkirakan telah gagal untuk menyelesaikan tuntutan sekitar US$100 juta, atas dugaan adanya risiko atas praktik privasi terhadap para investor.

Penyelesaian kasus-kasus tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran di kalangan pembuat kebijakan AS tentang privasi pengguna online dan telah memicu seruan untuk perlindungan hukum baru di Kongres. Secara terpisah, Departemen Kehakiman AS mengatakan Selasa malam bahwa pihaknya meluncurkan penyelidikan antimonopoli luas ke dalam praktik persaingan perusahaan teknologi besar seperti Facebook.

Dua orang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut mengonfirmasi laporan Post, FTC tidak akan meminta Facebook mengakui kesalahannya sebagai bagian dari penyelesaian. Penyelesaian itu perlu disetujui oleh hakim federal dan akan memuat dugaan pelanggaran privasi yang signifikan, kata orang-orang itu. Denda tersebut akan menandai penalti sipil terbesar yang pernah dibayarkan kepada FTC.

Baca Juga: OJK Pantau Rencana Peluncuran Libra Milik Facebook

Sebelumnya, FTC mengonfirmasi pada Maret 2018 bahwa pihaknya telah membuka penyelidikan terhadap tuduhan bahwa Facebook membagikan informasi secara tidak pantas milik 87 juta pengguna dengan perusahaan konsultan politik Inggris Cambridge Analytica yang sekarang sudah tidak beroperasi. Penyelidikan telah berfokus pada apakah berbagi data melanggar perjanjian persetujuan 2011 antara Facebook dan regulator dan kemudian melebar untuk memasukkan tuduhan privasi lainnya.

Seseorang yang memberi pengarahan tentang masalah ini mengatakan bahwa nomor telepon, pengenalan wajah, dan masalah otentikasi dua faktor bukan bagian dari penyelidikan awal Cambridge Analytica. Beberapa anggota Kongres mengkritik penalti US$5 miliar yang dilaporkan, mencatat bahwa Facebook pada tahun 2018 memiliki pendapatan US$55,8 miliar dan laba bersih US$22,1 miliar. Senator Marsha Blackburn, seorang Republikan, mengatakan pekan lalu denda tersebut seharusnya US$50 miliar.

Sementara kesepakatan itu menyelesaikan masalah besar bagi Facebook, perusahaan Silicon Valley masih menghadapi penyelidikan antimonopoli lebih lanjut karena FTC dan Departemen Kehakiman melakukan peninjauan luas terhadap persaingan di antara perusahaan teknologi AS terbesar. Facebook juga menghadapi kritik publik dari Presiden Donald Trump dan lainnya tentang cryptocurrency Libra yang direncanakan atas keprihatinan tentang privasi dan pencucian uang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement