REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan Pertamina sudah komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan para nelayan yang terdampak insiden kebocoran gas dan tumpahan minyak di lepas Pantai YYA-1 pada salah satu area Offshore North West Java (ONWJ) Pertamina Hulu Energi (PHE) di Karawang, Jawa Barat. Fajriyah menyampaikan, Pertamina sudah mendirikan beberapa pos sebagai saluran pengaduan bagi para nelayan terdampak.
"Kalau memang ada kerugian dari masyarakat sekitar yang terdampak, nanti pengaduan itu bisa ditampung oleh kelompok masyarakat, nanti penggantian pasti akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan," ujar Fajriyah saat jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (25/7).
Meski begitu, Fajriyah enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai formula kompensasi atas kerugian yang diderita para masyarakat sekitar. Saat ini, Pertamina sedang fokus pada upaya penanganan dampak tumpahan minyak agar tidak semakin meluas.
"Untuk formulanya belum bisa kami sampaikan karena pasti ada hitungan ke ekonomis dan lain-lain," kata Fajriyah.
Selain itu, lanjut Fajriyah, Pertamina juga melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan pembersihan pantai. Pertamina juga mengajak para nelayan yang terhenti aktivitasnya ikut dalam kegiatan pembersihan
"Kalau aktivitas nelayan terhenti karenanya kami mengerahkan mereka juga untuk membersihkan itu karena cukup membantu mata pencaharian mereka. (Dengan) membersihkan itu kami memberikan kompensasi ya untuk hal tersebut," ucap Fajriyah.