Rabu 24 Jul 2019 09:24 WIB

Pemerintah akan Bundling Diskon Hotel dan Penerbangan

Bundling diskon ini untuk mengatasi mahalnya harga tiket pesawat

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Tiket pesawat
Foto: Republika
Tiket pesawat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah saat ini tengah merencanakan kolaborasi antara sektor pariwisata dan penerbangan untuk mengatasi mahalnya harga tiket pesawat. Salah satunya dengan melakukan bundling diskon antara pariwisata dan penerbangan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan usulan tersebut didapatkkan bersama Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara Sahala Lumban Gaol yang juga menjadi Komisaris Utama Garuda Indonesia. “Saya sependapat, sharing pemain pariwisata dan maskapai, sama-sama bundling diskon,” kata Budi di Gedung Kementerian Perhubungan, Selasa (23/7).

Baca Juga

Dia mencontohkon misalnya harga tiket ke Bali dari Jakarta mencapai Rp 1,5 juta dan juga hotel mencapai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta sehingga pengeluarannya menjadi Rp 3,5 juta. Lalu Budi menjelaskan baik maskapai dan hotel bisa memberikan diskon masing-masing 50 persen.

Nah tinggal kita lakukan. Jadi kita mendukung pariwisata dalam negeri dengan sharing. Jadi bikin satu program, nah mungkin kita akan lakukan di tempat destinasi utama-utama dulu,” jelas Budi.

Rencana tersebut akan melengkapi beberapa upaya yang sudah disusun pemerintah dalam menurunkan harga tiket. Kebijakan tersebut yaitu penerapan harga tiket maskapai berbiaya hemat atau low cost carrier (LCC) sebesar 50 persen dari tarif batas atas (TBA) pada Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 10.00 sampai 14.00 waktu setempat dengan total 30 persen dari total kapasitas pesawat.

Budi menuturkan maskapai LCC Lion Air dan Citilink Indonesua mengusulkan diskon tersebut tidak dilakukan pada hari tertentu saja. “Justru dari maskapai ingin memberikan diskon lebih banyak memang. Ada usulan fiskal juga, tapi itu belum bisa diputuskan kemarin,” tutur Budi.

Sebelumnya, dalam kebijakan penurunan harga tiket untuk maskapai Lion Air ditetapkan kuota mencapai 146 penerbangan dengan total 8.278 kursi. Sementara Citilink harus menerapkan kebijakan tersebut terhadap 62 rute penerbangannya dengan total 3.348 kursi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement