REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja sektor hulu Pertamina pada semester I-2019 menunjukkan kontribusi positif terhadap negara. Hal ini ditunjukkan melalui produksi dari sejumlah lapangan migas yang pencapaiannya melampaui target.
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu, menjelaskan hingga Juni 2019, total produksi minyak Pertamina mencapai 413 MBOPD dan produksi gas sebesar 2.856 MMSCFD. Sedangkan untuk lifting minyak sebesar 371 MBOPD dan lifting gas sebesar 2.154MMSCFD.
"Pencapaian ini terutama didukung oleh kinerja anak usaha Pertamina di bidang hulu yang sangat baik bahkan beberapa diantaranya melebihi target yang ditentukan," kata Dharmawan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Seperti di antaranya PHE Ogan Komering yang berhasil mencapai produksi migas hingga 1.377 BOEPD atau jauh melebihi dari targetnya yang sebesar 905 BOEPD. Kemudian PHE Jambi Merang yang berhasil memproduksi hingga 15.767 BOEPD atau lebih tinggi dari target sebesar 15.712 BOEPD. Selain itu juga ada JOB Pertamina-Medco EP Tomori Sulawesi yang berhasil memproduksi 66.134 BOEPD dari target 59.640 BOEPD.
Menurut Dharmawan, berbagai strategi terus dilakukan Pertamina untuk meningkatkan produksi migas terutama dalam mengelola sumur-sumur yang sudah mature. Dengan penerapan teknologi terkini serta optimasi sumur, sejumlah lapangan berhasil mencapai produksi yang menggembirakan.
Sejumlah lapangan Pertamina tercatat memberikan kontribusi lifting minyak diatas target APBN antara lain PHKT yang berhasil melakukan optimasi operasi sumur sumur eksisting dengan lifting mencapai 11.307 BOPD atau 100,5 persen dari target APBN.
Adapun anak usaha BOB Pertamina-BSP CPP mencatat lifting 9.606 BOPD atau 113 persen dari target APBN. Anak perusahaan yang fokus menangani lapangan onshore ini menerapkan pump optimization dan well service.
JOB Pertamina-Medco EP Tomori Sulawesi juga berhasil melampaui target lifting APBN 108 persen,. Jambi Merang mencapai 101 persen. Adapun lapangan NSB & NSO mencatat kinerja 106 persen dengan lifting 1.728 BOPD, berkat optimasi performance sumur dan meningkatkan realibility peralatan dan fasilitas produksi.
Kinerja PHE Ogan Komering (OK) juga tercatat mencapai 128 persen dengan lifting 1.684 BOPD, kemudian JOB Pertamina-PetroChina Salawati mencapai 159 persen dengan lifting 1.640 BOPD serta PHE Raja Tempirai dengan capaian 139 persen atau mencapai 516 BOPD.
“Keberhasilan PHE Raja Tempirai di atas target APBN didukung optimalisasi produksi dengan melakukan gross up dan stimulasi sumur sumur produksi lapangan air hitam,” ungkap Dharmawan.
Disamping capaian produksi migas tersebut, Pertamina juga tetap fokus pada wilayah kerja dengan produksi dan lifting yang belum mencapai target. Pertamina mengupayakan program yang dapat mengisi gap tersebut dengan melakukan upaya teknis terkait fasilitas produksi, kondisi reservoir, operasi pengeboran, dan upaya optimal lainnya.
Capaian produksi migas Pertamina saat ini, imbuh Dharmawan, tak lepas dari kebijakan Pertamina dalam investasi di sektor hulu sebagai agenda prioritas untuk meningkatkan produksi migas.
“Investasi di sektor hulu secara keseluruhan sekitar 2,6 miliar dolar AS atau sekitar 60 persen dari keseluruhan investasi Pertamina sekitar 4,2 miliar dolar AS,” pungkas Dharmawan.