Rabu 17 Jul 2019 21:44 WIB

Mendag Diminta Lobi China untuk Tingkatkan Ekspor

Neraca perdagangan Indonesia dengan China masih defisit

Neraca perdagangan
Foto: Republika
Neraca perdagangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia periode Juni 2019 tercatat surplus sebesar USD 0,2 miliar. Meski surplus, ekspor Indonesia juga harus terus digenjot dengan memanfaatkan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Sejumlah kalangan meminta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk menggeber peluang itu dengan melobi langsung pemerintah negeri tirai bambu itu.

Wakil ketua Komisi VI Inas Nasrullah Zubir mengatakan Indoensia harus meningkatkan ekspor produksi lantaran banyak yang berpontensi. Jadi, Indonesia jangan ekspor lagi barang mentah melainkan sudah siap pakai. Oleh karena itu, Inas menyarankan Mendag pergi ke China untuk melakukan lobi dan mengetahui apa yang dibutuhkan di sana. Apalagi, kata dia, tenaga kerja di China sangat mahal.

"Jadi apa yang bisa produksi bisa kita tawarkan. Ya saya kira kalau emang ada yang bisa dibicarakan perlu ke China. Nah saya kira apa yang bisa kita ekspor sama kita, kita izin kita ekspor ke sana," kata Inas kepada wartawan, Rabu (17/7).

Kepergian Mendag ke China nantinya juga diharapkan mendapatkan kabar positif. Sehingga kerja sama ekspor Indonesia ke China terus meningkat untuk memperbaiki neraca perdagangan.

"Yang penting Mendag pulang bawa hasil. Tetapi menteri perindustrian juga harus ke sana juga untuk mencari tahu apa sih yang bisa diproduksi Indonesia diekspor China terutama barang-barang industri barang-barang teknologi Indonesia cukup mumpuni," paparnya.

Hingga kini angka neraca perdagangan Indonesia dengan China masih defisit sebesar 18,41 miliar dolar AS pada 2018. Adapun pada tahun tersebut, nilai perdagangan Indonesia-China mencapai 72 miliar dolar AS.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement