REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa terjadi pada pukul 07.18 WIT di Bali, Selasa (16/7). Pascagempa tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan penerbangan di Bali tetap normal.
"Berdasarkan laporan awal, semua dalam kondisi normal dan aman. Semua fasilitas siap digunakan untuk pelayanan,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhuh Polana B Pramesti di Jakarta, Selasa (16/7).
Polana memastikan gempa yang terjadi di Bali tidak menggangu jalannya operasional penerbangan di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dia menegaskan pemeriksaan secara menyeluruh sudah dilakukan untuk memastikan hal tersebut.
"Pengecekan menyeluruh dilakukan mulai dari sisi udara, sisi darat serta fasilitas pelayanan navigasi penerbangan di Airnav Indonesia cabang Denpasar juga tidak mengalami kerusakan akibat gempa," jelas Polana.
Polana mengimbau seluruh stakeholder penerbangan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana yang terjadi. Dia meminta koordinasi untuk mengatasi dan mengantisipasi hal-hal yang menggangu jalannya penerbangan harus dilakukan.
Sementara itu, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali Elfi Amir menjelaskan saat terjadi gempa, penumpang yang akan berangkat telah dievakuasi. "Ini kami lakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) ke area apron pesawat dengan panduan petugas security dan AMC," ungkap Elfi.
Selain itu, pascagempa juga telah dilaksanakan pengecekan landasan pacu di bandara tersebut. Elfi memastikan hasil dari pemeriksaan yaitu landasan pacu Bandara Ngurah Rai Bali dalam keadaan aman. “Dengan adanya runway inspection terjadi keterlambatan penerbangan yaitu sebanyak lima pesawat tertahan selama 15 menit,” tutur Elfi.