Senin 15 Jul 2019 15:15 WIB

Pertemuan Jokowi-Prabowo Dorong Optimisme Industri Keuangan

Industri keuangan ingin berpartisipasi agar perekonomian lebih baik.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Prabowo Subianto (Kiri) dan Presiden RI, Joko Widodo (Kanan)
Foto: Republika TV/Sapto Andika Candra
Prabowo Subianto (Kiri) dan Presiden RI, Joko Widodo (Kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto akhirnya bertemu untuk pertama kalinya setelah berkompetisi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019-2024. Pertemuan kedua negarawan ini membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. 

Pertemuan tersebut turut menarik perhatian para pelaku industri jasa keuangan. Menurut Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja, pertemuan tersebut membuat pelaku industri jasa keuangan semakin bersemangat untuk memperbaiki kinerja pada bidang finansial.

Baca Juga

“Kami sebagai pelaku di industri keuangan kami pun tidak hanya nonton dan mengomentari saja, tetapi semangat sangat ingin berpartisipasi agar industri keuangan yang lebih baik,” ujarnya saat acara ‘Bank OCBC NISP Coffee Morning’ di Plataran Menteng, Jakarta, Senin (15/7).

Parwati menyebut pertemuan tersebut juga membuat suasana sejuk terhadap perpolitikan demokrasi di Tanah Air. “Timing-nya pas sekali ya sabtu (pertemuan Jokowi Prabowo) menyejukkan. Lalu minggunya ada pidato begitu memotivasi,” ucapnya.

Parwati mengakui tantangan ekonomi pada tahun lalu muncul bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi terutama soal investasi. Namun, melihat kesejukan yang hadir pasca Pilpres dan kondisi ekonomi Indonesia yang terus membaik sekaligus mampu menarik kepercayaan investor dalam negeri maupun investor asing.

"Kami (pelaku industri keuangan) optimistis dari pelaku pasar di luar, kami pun melihat punya ketertarikan terhadap pasar Indonesia ini lebih baik," ungkapnya.

Parwati pun mengapresiasi fokus pemerintahan Jokowi dalam lima tahun ke depan yaitu untuk menggenjot investasi guna menciptakan lapangan kerja bag masyarakat Indonesia.

“Terlebih demografi kita yang banyak usia produktif, ini menguntungkan bagi kita. Jadi tidak heran kalau pelaku pasar luar ingin akses pasar indonesia karena peluangnya luar biasa," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement