Sabtu 13 Jul 2019 07:44 WIB

Dolar AS Melemah di Tengah Spekulasi Penurunan Suku Bunga

Arus lintas seperti ketegangan perdagangan membebani ekonomi AS.

Chairman Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powell.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Chairman Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powell.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (13/7) waktu setempat. Para pelaku pasar berspekulasi kemungkinan penurunan suku bunga segera oleh Federal Reserve.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pekan ini bahwa arus lintas seperti ketegangan perdagangan dan kekhawatiran tentang pertumbuhan global telah membebani aktivitas ekonomi Amerika Serikat dan prospeknya. Dalam sambutannya yang disiapkan untuk anggota parlemen di Komite Jasa Keuangan, di mana ia bersaksi tentang Laporan Kebijakan Moneter Setengah Tahunan, Ketua Fed mengatakan banyak peserta pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) melihat bahwa kasus untuk kebijakan moneter yang agak lebih akomodatif telah menguat.

Baca Juga

Ia menyatakan arus lintas telah kembali muncul dan menciptakan ketidakpastian yang lebih besar. Pernyataan tersebut mendukung ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga yang akan datang dari bank sentral AS. Namun, data inflasi AS yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis pada Kamis (11/7) meredupkan kembali pandangan tersebut.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,24 persen menjadi 96,8179 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1271 dolar AS dari 1,1258 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2571 dolar AS dari 1,2525 dolar AS pada sesi sebelumnya. 

Dolar Australia naik menjadi 0,7023 dolar AS dari 0,6975 dolar AS. Dolar AS dibeli 107,81 yen Jepang, lebih rendah dari 108,45 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9844 franc Swiss dari 0,9900 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3032 dolar Kanada dari 1,3070 dolar Kanada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement