Selasa 09 Jul 2019 17:46 WIB

Kampanye 'Kopi Digiling, Bukan Digunting' Dinilai Sukses

Bekraf menganggap kampanye 'kopi digiling, bukan digunting' sukses.

Untuk urusan cita rasa dan kualitas, beragam produk kopi lokal yang ada di nusantara tidaklah kalah dibandingkan kedai kopi asing.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Untuk urusan cita rasa dan kualitas, beragam produk kopi lokal yang ada di nusantara tidaklah kalah dibandingkan kedai kopi asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo mengapresiasi kampanye "Kopi Digiling, Bukan Digunting". Menurutnya, kampanye tersebut sukses menambah nilai ekonomi komoditas kopi di Indonesia hingga outlet-outlet kopi dan bisnis kopi Indonesia pun sudah dilirik oleh investor luar.

"Mereka bahkan berani menanamkan modal Rp 120 miliar untuk itu," ujar Fadjar di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Menurut Fadjar, ekonomi kreatif memang harus dikembangkan lewat kampanye kreatif serupa. Dengan begitu, investor lebih mudah mengenal produk yang ingin dipasarkan.

"Sejauh pengamatan yang kami lakukan tiga atau empat tahun lalu, pemerintah kita lebih banyak bicara soal komoditas," ujar Fadjar.

photo
Seorang petani menunjukkan biji kopi Arabika yang dipanen di Desa Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh.

Fadjar mengatakan Bekraf tidak bicara tentang budi daya kopi, tapi lebih bagaimana "menghadirkan" kopi dari sisi hilir sehingga mempunyai nilai tambah dan lebih memberi manfaat. Ia mencontohkan betapa dulu orang Indonesia rela mengeluarkan Rp 50 ribu untuk secangkir kopi merek waralaba asing.

"Kalau dilihat dari sisi komoditas, mungkin Rp 50 ribu sudah dapat sekilo bubuk kopi," ujarnya sembari tertawa.

Menurut dia, akan lebih efektif jika pemerintah lebih mendorong masyarakat menikmati komoditas kopi lewat warung kopi (outlet) dan merek lokal.

"Bekraf memang lebih fokus ke hilir dari rantaian nilai itu. Dan itu yang hari ini sudah mulai kelihatan. Investor berani menanamkan modal jutaan dolar untuk outlet lokal berarti sudah berjalan seperti apa yang kita harapkanlah," ujar Fadjar.

Saat ini, Bekraf kini tengah merencanakan supaya perusahaan rintisan (startup) lokal bisa terdaftar di bursa. Menurut dia, proses ini adalah salah satu tujuan dari kesepakatan atau MoU yang telah dilakukan antara Bekraf dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Target ke depan, kami juga ingin outlet-outlet dan merek kopi kita itu tidak hanya jualan di Indonesia, tapi juga menjamur di luar negeri, seperti kita menemukan outlet-outlet kopi asing di Indonesia hari ini," ujar Fadjar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement