Sabtu 06 Jul 2019 10:40 WIB

Faktor Kemarau, Pemerintah Upayakan Stabilitas Harga Pangan

Gejolak harga pangan karena tidak seimbangnya kebutuhan dan pasokan.

Rep: Imas Damayanti / Red: Friska Yolanda
Pedagang sayuran melayani pembeli di Pasar Rumput, Jakarta, Senin (1/7).
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang sayuran melayani pembeli di Pasar Rumput, Jakarta, Senin (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengupayakan stabilitas harga pangan di tengah masuknya musim kemarau. Diketahui, sejumlah wilayah yang terdampak kemarau dikhawatirkan mengancam produksi serta pasokan pangan ke pasar.

Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih mengatakan, pihaknya berupaya menjaga stabilitas harga bahan pangan yang ada di pasaran. Sejauh ini, menurut dia, beberapa pasokan pangan utama seperti beras masih dalam level harga yang stabil.

Baca Juga

“Harga akan terus kita upayakan,” kata Karyanto kepada Republika, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (5/7).

Menurut dia, umumnya gejolak harga di pasar disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan. Untuk itu pihaknya mengaku akan memastikan suplai bahan pangan bakal terjaga seiring dengan banyaknya wilayah pertanian yang terkena dampak bencana kekeringan.

Terkait dengan upaya menjaga stabilitas harga demi meredam gejolak, Supriyanto belum dapat membeberkan lebih jauh. Pihaknya hanya akan memastikan terlebih dahulu suplai bahan pangan terjaga.

Salah satu wilayah yang terkena imbas kekeringan ada di wilayah Jawa Timur. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Jawa Timur, hingga Juni 2019 terdapat lahan pertanian yang terdampak kekeringan sebanyak 24.633 hektare dari total lahan pertanian yang ada di wilayah seluas 1,8 juta hektare. Sedangkan dari luas lahan tersebut, terdapat 983 hektare terancam puso alias gagal panen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement