Kamis 04 Jul 2019 17:28 WIB

Dorong Perbankan Syariah, BSM Genjot Sistem Digitalisasi

Sistem digitalisasi akan menyokong pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
PT Bank Syariah Mandiri Tbk mendapatkan tiga penghargaan bank Islam terbaik saat acara 'The Asset Triple A Islamic Finance Awards' di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (4/7).
Foto: Republika/Novita Intan
PT Bank Syariah Mandiri Tbk mendapatkan tiga penghargaan bank Islam terbaik saat acara 'The Asset Triple A Islamic Finance Awards' di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Moody's Investor Service menyatakan sistem digitalisasi akan menyokong pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan dukungan pemerintah untuk menstimulus ekonomi syariah di dalam negeri.

Menanggapi hal tersebut, Senior Executive Vice Presiden PT Bank Syariah Mandiri Anton Sukarna mengatakan sejak tiga tahun terakhir perseroan telah mempersiapkan infrastruktur dasar untuk layanan digitalisasi, seperti Syariah Mandiri Mobile Banking.

Baca Juga

"Kami sudah mempersiapkan diri sejak dua atau tiga tahun terakhir mulai infrastruktur dasar digitalisasi. Dimulai dari sisi internal hingga pembuatan chanel berupa Mbanking Syariah Mandiri yang ujungnya digitalisasi," ujarnya di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (4/7).

Menurutnya selama ini perseroan terus melakukan langkah penambahan fitur digitalisasi layanan perbankan. Terbaru, saat ini perseroan telah bekerja sama dengan dompet digital seperti OVO dan layanan transaksi keuangan e-commerce seperti Tokopedia.

Tak hanya itu, perseroan juga tengah mempersiapkan digitalisasi layanan berupa customer service on boarding. Ini merupakan layanan pembukaan rekening online tanpa harus ke kantor cabang dan tatap muka.

"Proses digitalisasi akan terus dengan project yang lainnya, sehingga semua orang yang mau berhubungan dengan Bank Syariah Mandiri bisa diselesaikan melalui alat terkait dengan digital," ucapnya.

Kendati demikian, perseroan tak akan melupakan sistem konvesional bagi nasabah khususnya orang tua. Mengingat tak semua masyarakat Indonesia paham akan digitalisasi layanan perbankan.

"Digitalisasi ujungnya sebisa mungkin nasabah bisa melakukan segala sesuatu secara cepat dan tepat kalau bisa dibentuk secara device yang mereka miliki. Kita BSM mengarah kesana. Tapi jangan lupa tidak semua nasaba berharap digitalisasi full karena banyak nasabah juga masih dilayani secara konvesional," jelasnya.

Soal keamanan, Anton menjelaskan perseroan menjamin sistem keamanan setiap penggunaan digitalisasi layanan. Bahkan, standar keamanan yang dimiliki perseroan sesuai dengan industri perbankan dalam negeri. "Tes digitalisasi layanan selalu cukup kuat dan standar secara industri dan internasional, secara proses terjamin," ucapnya.

Untuk itu, perseroan juga akan melakukan langkah antisipasi digitalisasi layanan perbankan. Tentunya perseroan akan melakukan percepatan yang mengikuti teknologi saat ini.

"Kecepatan kita melihat peluang digitalisasi semua transaksi dibutuhkan orang. Kalau tidak melakukan percepatan maka bank lain akan melakukannya. Bahkan, bukan bank lagi atau nonbank yang akan melakukannya," ungkapnya.

Sementara Direktur Wholesale Banking Syariah Mandiri Kusman Yandi menambahkan perseroan berusaha melayani kebutuhan nasabah secara digitalisasi. Terbaru, perseroan menyediakan fitur berwakaf dengan menggandeng beberapa Nadzir.

"Kita sediakan berwakaf sudah banyak kerja sama Nadzir jadi bisa memilih nyumbang di mana, lalu sedekah kita siapkan channelnya, lalu juga transaksi merchant kerja sama bill payment sudah banyak kerja sama," ucapnya.

Menurutnya perseroan akan menambah saluran pendistribusian berupa fitur produk dan merchant. "Kami akan menambahkan apa yang diperlukan sehingga nasabah bisa bertransaksi dengan mudah," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement