REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Bukopin catatkan pertumbuhan kredit sebesar tujuh persen pada semester I 2019. Direktur Konsumer Bank Bukopin, Rivan A Purwantono menyampaikan pertumbuhan kredit konsumer sepanjang tahun 2019 ditargetkan mencapai 10 persen.
"Kita masih optimistis untuk pertumbuhan di semester dua 2019, salah satunya karena kita banyak kolaborasi untuk tingkatkan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)," kata dia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (1/7).
Mayoritas kredit konsumer bank Bukopin dikontribusi oleh KPR. Rivan menyampaikan pertumbuhan rekanan pengembang perumahan telah mencapai 100 persen dibandingkan dengan capaian tahun lalu yakni sebanyak 180 pengembang.
Sehingga diharapkan pada semester dua, pertumbuhan kredit KPR bisa menutupi capaian pada semester satu. Salah satu cara untuk memperkuat pertumbuhan juga dengan meluncurkan program kredit bundling atau paketan, yang menyasar segmen pensiunan.
"Kita cukup kuat di segmen pegawai negeri sipil, pensiunan, sehingga bisa menarik mereka untuk kredit jangka panjang," kata dia.
Menurutnya, banyak pihak yang tertarik termasuk perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga, Rivan cukup optimistis pertumbuhan bisa sesuai target apalagi tidak ada isu berarti sejauh ini, termasuk likuiditas dan suku bunga.
"Dana Pihak Ketiga (DPK) kita juga komposisinya sangat bagus, dari 2018 terjaga sampai sekarang, 60 persen dana dari ritel, likuiditas juga aman," kata dia.
Sehingga Bank Bukopin kini bisa meningkatkan fokus untuk pengembangan ekosistem digital. Setelah meluncurkan tabungan digital Wokee, Bank Bukopin akan meluncurkan platform digital untuk agen pembayaran biller seperti tagihan listrik, air, pulsa, dan lain-lain.