REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menyebut pentingnya ekonomi maritim bagi pembangunan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan berkelanjutan. Tercatat pada tahun lalu, sektor perikanan berkontribusi sekitar 2,6 persen atau 26,9 miliar dolar AS dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander mengatakan sektor perikanan berkontribusi terhadap pendapatan ekspor sekitar 4,1 miliar dolar AS atau 2,4 persen dari total ekspor Indonesia pada 2017. Angka ini setara dengan 2,6 persen dari pasar global.
“Indonesia memanen rata-rata 6,1 juta metrik ton ikan laut setiap tahun. Kondisi ini menempatkan Indonesia di bawah Cina,” ujarnya saat acara Oceans of Opportunity di Energy Building, Jakarta, Senin (1/7).
Menurutnya Indonesia merupakan negara dengan ketergantungan ikan kedelapan terbesar di dunia. Sektor perikanan berkontribusi 52 persen dari semua protein hewani di Indonesia.
“Angka ini jauh di atas rata-rata global sebesar 16 persen,” ucapnya.
Sementara World Bank Practice Manager for Environment and Natural Resources Ann Jeannette Glauber menambahkan laut bisa memberi kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian melalui pendapatan yang lebih tinggi dari pariwisata dan perikanan jika dikelola dengan lebih baik. “Pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan potensi penuh aset laut dan pesisir Indonesia membutuhkan kebijakan dan investasi untuk mengurangi sampah laut plastik, mengelola perikanan secara berkelanjutan, dan melindungi terumbu karang dan habitat pantai untuk meningkatkan mata pencaharian pesisir serta meningkatkan citra Indonesia sebagai lokasi pariwisata laut,” ungkapnya.