REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis pasar modal Indonesia tetap tumbuh positif. Menurut Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, hal tersebut tercermin dari pertumbuhan jumlah investor yang meningkat setiap tahunnya.
Pada 2018, total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 1,6 juta atau tumbuh 44 persen dari 2017 yang sebanyak 1,1 juta. "Per Mei 2019 jumlah investor 1,9 juta dengan investor saham mencapai 952 ribu," kata Inarno dalam Public Expose, Rabu (26/6).
Untuk memperluas jangkauan pasar modal, Inarno menjelaskan, BEI melakukan perluasan jaringan seperti menempatkan kantor perwakilan di kota besar dan bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mendirikan galeri investasi. Saat ini setidaknya BEI sudah memiliki 29 kantor perwakilan, 422 galeri, dan 446 komunitas investasi.
Dari segi perusahaan tercatat, lanjut Inarno, BEI telah memfasilitasi 57 perusahaan tercatat Baru pada 2018. Ini merupakan yang tertinggi sejak privatisasi 1992 serta menjadi bursa yang terbanyak mencatatkan IPO di ASEAN.
Sebagai informasi, selama kurun waktu 2014 sampai 2019, jumlah perusahaan tercatat di Indonesia tumbuh 24,3 persen, Thailand 15,5 persen, Filipina 1,5 persen, Malaysia 1,0 persen, sementara Singapura turun 4,5 persen. Untuk 2019, BEI menargetkan sebanyak 75 perusahaan tercatat.
"Yang pipeline ada 22, yang sudah IPO sampai hari ini 17," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia.
Dari sisi transaksi, BEI berhasil mencatatkan jumlah frekuensi transaksi harian saham tertiggi di ASEAN. Pada 2018, rata-rata transakai harian di BEI mencapai 387 ribu per hari. Per April 2019, rata-rata transaksi harian mencapai 436 ribu per hari.
Adapun dari sisi kinerja keuangan, BEI telah membukukan pendapatsn usaha sebesar Rp 1,35 triliun atau meningkat 12,6 persen dari pendapatan usaha tahun lalu Rp 1,20 triliun. Sementara total aset BEI per 2018 sudah mencapai Rp 6,8 triliun atau mengalami penurunan 18 persen dari 2017.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya penurunan piutang penyelesaian transaksi bursa sebesar 44,81 persen. Sedangkan total ekuitas perusahaan Rp 3,8 triliun atau mengalami kenaikan 7,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.