Selasa 25 Jun 2019 15:15 WIB

PLN Disjaya Buka Lelang SPLU Fast Charging

PLN membutuhkan setidaknya Rp 4 miliar untuk pengadaan SPLU fast charging.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Petugas PLN. Ilustrasi.
Foto: Antara
Petugas PLN. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Jakarta Raya membuka lelang pengadaan SPLU jenis fast charging. Ada dua perusahaan teknologi asal luar negeri, yaitu Korea dan Eropa yang mengikuti tender ini.

General Manager PLN Disjaya, Ikhsan Asaad menjelaskan perusahaan membutuhkan setidaknya Rp 4 miliar untuk pengadaan SPLU fast charging ini.  "Kami lagi proses pemilihan teknologi. Diharapkan akhir tahun ini selesai. Sudah ada beberapa perusahaan dari Korea dan Eropa yang ikut dalam tender," ujar Ikhsan, Selasa (25/6).

Baca Juga

Ikhsan menjelaskan satu SPLU membutuhkan biaya investasi berkisar Rp 1-2 miliar. Dia menyebut pemasangan SPLU fast charging dikoordinasikan dengan penyedia jasa transportasi umum. SPLU itu nantinya berada di luar depo transportasi umum tersebut.

Sebanyak dua titik SPLU fast charging yang akan dibangun. "Beberapa tempat yang kita minta Blue Bird dan Transjakarta. Kita dua titik lagi sekitar Rp 4 miliar," ujarnya.

Dikatakannya SPLU bukan hal baru bagi masyarakat. Pasalnya sebanyak 1.800 SPLU sudah tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Pedagang kaki lima dan pemilik usaha kecil menengah (UKM) mendominasi penggunaan SPLU tersebut. Dengan pengisian daya itu pedagang kaki lima tersebut memperoleh listrik lebih murah ketimbang harus mencantol dari rumah atau tiang listrik.

Selain itu keamanan dan keselamatan penggunaan arus daya pun terjamin. Sementara SPLU fast charging nantinya memiliki kecepatan pengisian daya sekitar 20-30 menit. Hadirnya kendaraan listrik bukan hanya ramah lingkungan. Namun juga membantu mengurangi ketergantungan impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Ikhsan mengungkapkan kendaraan listrik lebih hemat ketimbang kendaraan konvensional.

Dia menyebut motor listrik membutuhkan daya 3 kWh untuk menempuh jarak 60 kilometer (km). Pengisian 3 kWh itu setara merogoh kocek hanya Rp 4.800. Sementara dengan jarak tempuh yang sama, kendaraan konvesional membutuhkan 2 liter BBM. Dipasaran tersedia berbagai macam BBM dengan varian oktan. Namun tidak ada yang harganya kurang dari Rp 4.800 per liter.

"Jadi kami memastikan bagaimana listrik siap agar tidak ada kekhawatiran," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement