Ahad 23 Jun 2019 10:10 WIB

Pemerintah Fasilitasi Produksi Olahan Cabai

Pengolahan produksi cabai untuk memberi nilai tambah dan perpanjang masa simpan

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi pengolahan cabai
Ilustrasi pengolahan cabai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guna mendongkrak daya saing dan daya simpan cabai, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan pengolahan produksi cabai. Salah satu upaya yang sedang dijalankan adalah memfasilitasi petani dengan memberikan alat pengolahan cabai dan memberikan bimbingan teknis. 

Seperti diketahui, Cabai merupakan salah satu produk hortikultura rentan rusak sehingga tidak tahan lama disimpan dalam bentuk segar. Selain itu membutuhkan perawatan intensif selama proses produksi. Harganya pun sangat bergantung pada musim panen. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pengolahan hasil sebagai salah satu upaya memberikan nilai tambah dan memperpanjang masa simpan. 

Baca Juga

"Dengan fasilitas ini, kami harap pengolahan cabai, mulai dari skala kecil hingga besar dengan didukung kontinuitas bahan baku dan pemasaran yang baik dapat terlaksana," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan Yasid Taufik dalam kegiatan Bimbingan Teknis Pengolahan Cabai kepada kelompok petani penerima bantuan sarana pengolahan TA 2019, seperti dalam keterangan pers yang diterima Republika, Ahad (23/6). 

Dia berharap bantuan fasilitasi sarana pengolahan yang diberikan mampu meningkatkan target dan tujuan para petani untuk meningkatkan nilai tambah dan daya sebagai solusi panen raya. Selain itu, kata dia, para penerima bantuan juga dapat menumbuhkembangkan kreatifitas dan inovasi sehingga bentuk olahan baik mutu, jenis, dan kemasannya dapat bersaing dengan produk lain. 

Dia menjelaskan, dengan adanya fasilitasi bantuan tersebut maka kelompok tani diharapkan dapat memanfaatkan fasilitasi bantuan sarana pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, meningkatkan daya saing produk, dan mengendalikan fluktuasi harga pada saat produksi melimpah.

Adapun bimbingan teknis yang diberikan dilaksanakan di Kabupaten Semarang  dan dihadiri oleh 42 peserta berasal dari 11 Provinsi di wilayah barat Indonesia. Narasumber yang dihadirkan antara lain Novian Damayanti dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Semarang dan Felicia Wenny dari produsen sambal.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan, Suryo Banendro berharap para peserta dapat memetik hasil pertemuan ini guna meningkatkan daya saing. "Dengan adanya bimbingan teknis pengolahan cabai ini, diharapkan dapat meningkatkan daya saing sehingga dapat meningkatkan ekonomi," kata dia. 

Dia juga berharap, adanya bimbingan teknis pengolahan cabai diharapkan dapat mengatasi masalah oversuplai pada cabai. Dia menjelaskan, materi bimbingan teknis yang diberikan salah satunya pemaparan tentang keamanan pangan pada pengolahan cabai. 

"Perlu diperhatikan pentingnya keamanan pangan pada produk olahan berikut syarat dalam mengedarkan makanan olahan yang aman untuk dikonsumsi masyarakat," kata dia. 

Para peserta juga dibimbing dalam membuat aneka macam olahan cabai seperti sambal bajak, manisan cabai serta abon cabai.  Di samping itu, bimbingan teknis yang diselenggarakan sekaligus mengenalkan beraneka jenis alat olahan yang digunakan, cara pembuatan, hingga proses pengemasannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement