REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, potensi wilayah Bandung Barat merupakan salah satu daerah potensial untuk pengembangan tanaman hortikultura, khususnya sayuran dan obat. Kabupaten tersebut terkenal akan kekayaan tanaman seperti bawang merah, cabai, tomat, buncis, kacang panjang.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bandung Barat Ida Nurhamida mengatakan, pihaknya memberi perhatian khusus terhadap pengembangan tanaman obat. Berdasarkan catatannya, potensi lahan untuk budidaya tanaman obat berada di lima kecamatan seperti Cipongkoh 20 hektare, Gunung Haru 100 hektare, Sindang Jerta 100 hektare, Cililin 200 hektare dan Rongga Jerta 60 hektare.
"Di lokasi ini, jahe, kunyit, dan kapulaga sangat potensial dikembangkan," kata Kda dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (21/6).
Dia melanjugkan, apabila tahun depan akan dijadikan prioritas nasional, Kabupaten Bandung Barat siap untuk menjadi salah satu sentra pengembangan tanaman obat. Ketua kelompok tani Harapan Desa Batulayang, Kecamatan Cilincing, Yono, mengungkapkan, saat ini sebagian petani menanam jahe emprit, jahe gajah, kunyit serta kapulaga di wilayahnya.
"Tetapi hanya spot spot tertentu saja, karena kami terkendala modal," kata Yono.
Kasubdit Tanaman Obat Kementan Wiwi Sutiwi yakin, daerah Bandung Barat cocok sebagai lokasi pengembangan dengan skala lebih besar. Untuk itu dia akan memperluas area pengembangan tanaman obat, dan akan menjadikan itu prioritas skala nasional.
"Di samping itu khasiat tanaman obat tak kalah dengan obat kimia bahkan tidak ada efek sampingnya," ungkap Wiwi.
Dihubungi terpisah, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Moh Ismail Wahab menyampaikan, pengembangan tanaman obat pada 2020 akan diarahkan untuk pengembangan areal tanam baru. Sedangkan hasil produksi nanti akan dialirkan dengan industri jamu yang telah berjalan, seperti Sido Muncul, Gujati, Air Mancur, dan masih banyak lagi.
Apabila wilayah tersebut punya potensi yang cukup bagus, kata dia, maka tidak menutup kemungkinan bahwa ke depannya Kementan akan mengalokasikan APBN untuk pengembangan kawasan tanaman obat di wilayah itu," ungkap Ismail.