REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintahan terus berkomitmen mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kedaulatan pangan terwujud melalui ketersediaan bahan pangan yang cukup dari produksi sendiri dan bukan impor.
Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, pemerintah fokus meningkatkan produksi dengan tujuan mendorong ekspor. Salah satu potensi komoditas hortikultura adalah buah naga.
Direktorat Jenderal Hortikultura bersama Badan Karantina Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan mengawal secara intensif penandatanganan protokol buah naga. Dengan demikian ekspor ke China dapat segara dilakukan dengan memenuhi ketentuan yang diatur sesuai isi protokol.
Berbagai program percepatan diupayakan secara sinergi di antaranya pembangunan bangsal pasca panen, penyediaan sarana pasca panen, bimbingan teknis GAP dan GHP, selanjutnya rehabilitasi bangunan packing house yang telah difasilitasi Kementerian Pertanian.
Ditjen Hortikultura segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan pada kebun registrasi. “Khususnya untuk melaksanakan program pengendalian OPT, pengelolaan kebun dan sanitasinya, termasuk menyiapkan penjadwalan dan pencatatan hasil kegiatan monitoring dan pengendalian OPT di kebun registrasi buah naga," ujar Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik saat memimpin rapat di kantor Direktorat Jenderal Hortikultura.
Hadir dalam rapat, perwakilan dari Badan Karantina Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Jawa Barat dan Bali serta para eksportir.
Yasid berharap ekspor perdana buah naga dapat segera dilaksanakan. Dirinya meyakini pelaksaan ini menjadi awal bangkitnya perekonomian masyarakat petani.
“Ekspor perdana direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Hal ini menjadi awal dari bangkitnya perekonomian masyarakat petani, khususnya bagi para petani buah naga,” ucapnya.
Yasid menerangkan, antara petani dan pelaku usaha maupun pihak eksportir perlu menyatukan semangat dan komitmen untuk terus bisa menjaga kontinuitas ketersediaan buah naga.
"Petani juga harus mampu menjadi eksportir mandiri sehingga harga yang diterima petani bisa lebih tinggi dari sekarang,” pungkas Yasid.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo menyatakan sudah 24,58 hektare kebun buah naga yang teregistrasi dan masih 200 hektare lagi yang siap untuk diregistrasi.
"Provinsi Jawa Timur khususnya Kabupaten Banyuwangi siap untuk launching ekspor perdana komoditas buah naga ke China karena potensi Banyuwangi yang sangat besar," pungkas Hadi.
Anto, Kepala Bidang Keamanan Pangan Segar Badan Ketahanan Pangan menyampaikan bahwa Badan Ketahanan Pangan (OKKPP/D) bersama Ditjen Hortikultura akan menyiapkan sistem ketelusuran untuk buah naga, mulai dari kebun hingga ke rumah kemas.
Sementara itu Kepala Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih Badan Karantina Pertanian, Turhadi Noerachman menyatakan, "Saat tim GACC selesai memverifikasi kondisi kebun buah naga di Banyuwangi akan dilanjutkan dengan launching ekspor buah naga ke China di halaman kantor Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur."