Rabu 19 Jun 2019 10:03 WIB

BI Punya Ruang Turunkan Suku Bunga, Ini Syaratnya

Kondisi ekonomi nasional mulai stabil sehingga BI bisa menurunkan suku bunga.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Bank Indonesia, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
Bank Indonesia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia dianggap punya cukup ruang untuk menurunkan suku bunga acuannya dari 6 persen saat ini. Chief Economist Asean+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Hoe Ee Khor mengatakan kondisi perekonomian Indonesia memungkinkan BI untuk melakukannya.

"Indonesia selama ini tidak terlalu terdampak oleh perang dagang, kondisi ekonominya juga baik, inflasi terkendali, jadi ini sinyal bagus untuk BI menyesuaikan," kata Khor di Kompleks Bank Indonesia, Selasa (18/6).

Baca Juga

Ia menyebut Indonesia menaikkan suku bunga cukup tinggi tahun lalu saat ekonomi global tidak stabil. Meski demikian, ia mengerti langkah tersebut untuk menjaga kondisi dalam negeri dan kestabilan nilai tukar. 

Saat ini, ekonomi global telah berubah. Perang dagang memang masih berlanjut namun Indonesia bukan salah satu pihak yang paling terdampak. Bank Sentral The Fed pun memberi sinyal untuk penurunan suku bunga sehingga ekonomi global bisa lebih kondusif.

AMRO memprediksi Indonesia bisa tumbuh 5,1 persen tahun ini dan tahun depan. Perkiraan ini sama seperti prediksi untuk pertumbuhan ekonomi regional yang diproyeksikan melemah jadi 5,1 persen pada 2020. 

Ia menjelaskan, Indonesia tidak terdampak perang dagang karena bukan salah satu pemain utama dalam rantai manufaktur global. "Perang dagang ini ada yang membawa keuntungan bagi satu negara, ada yang merugikan bagi negara lain," kata dia.

Salah satu negara yang paling diuntungkan karena perang dagang adalah Vietnam. Banyak negara memindahkan produksinya dari Cina ke Vietnam untuk menghindari tarif yang diterapkan Amerika atas Cina. Vietnam adalah salah satu negara manufaktur terbesar di Asia.

Negara lainnya termasuk Malaysia, Filipina, Thailand, dan Indonesia. Khor yakin Indonesia bisa  menjadi salah satu pemain utama dalam beberapa tahun ke depan dengan meningkatkan industri manufakturnya.

Indonesia juga bisa bergerilya di sektor investasi untuk menarik dana-dana yang tadinya ditempatkan di Cina. Investasi akan lari ke Asia sehingga jadi kesempatan besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement