Ahad 16 Jun 2019 16:03 WIB

Pembatasan Diskon Tarif Ojek Online Sehatkan Dunia Usaha

Pemberian diskon dapat mengarah pada predatory pricing.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pengemudi ojek daring (online) melintas di Dr Sutomo, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Pengemudi ojek daring (online) melintas di Dr Sutomo, Jakarta, Rabu (12/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Bonceng, Faiz Noufal mendukung wacana pemerintah untuk membatasi pemberian diskon tarif ojek online (ojol). Dukungan terhadap pembatasan diskon diutarakan demi menjaga sehatnya persaingan usaha antar penyedia aplikasi jasa ojol.

"Saya mendukung pemerintah untuk mendewasakan industri ini dalam jangka panjang, supaya industri secara keseluruhan terjadi persaingan yang sehat," tutur Faiz, Ahad (16/6). 

Baca Juga

Seperti diketahui, sebagai salah satu daya pikat ke konsumen di tengah penetapan tarif baru banyak aplikasi penyedia transportasi online memberikan banyak diskon ke masyarakat. Tak jarang dari mereka memberikan diskon 50 persen dari tarif normal atau bahkan mematok tarif hanya Rp 1 saja untuk sekali perjalanan.

Faiz mengungkapkan, pemberian diskon memang merupakan hak dari masing-masing perusahaan. Namun ia berpandangan, pemberian diskon jor-joran yang acap kali diberikan perusahaan layanan aplikasi transportasi online mengarah pada predatory pricing.

"Sebenarnya terkait diskon itu bergantung dari masing-masing perusahaan. Cuma pemerintah dalam hal ini bisa untuk melindugi driver, konsumen atau untuk menjaga kondisi pasar supaya sehat memberikan satu regulasi," katanya.

Faiz melanjutkan, jika monopoli benar maka ia memprediksi akan ada salah satu kompetitor tersingkir. Situasi ini, kata dia dapat dimanfaatkan oleh yang bertahan untuk menaikkan harga.

"Sehingga yang bersangkutan bertahan akan lebih mudah memutuskan itu saat tak ada lagi kompetitor, karena tak khawatir konsumen berpaling," tutur Faiz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement