Selasa 04 Jun 2019 16:14 WIB

Telkom Gandeng Jepang Kembangkan Bencana Alam Berbasis IoT

Jepang merupakan negara yang teruji menangani banyak bencana alam.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kantor PT Telkom.
Foto: Telkom
Kantor PT Telkom.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Manajemen bencana alam berbasis teknologi Internet of Things (IoT) menjadi salah satu layanan unggulan pada rencana kerja sama PT Telkom Indonesia dengan operator telekomunikasi raksasa Jepang, SoftBank Corp. 

Menurut Senior Manager IoT Platform PT Telekomunikasi Indonesia I Ketut Agung Enriko, pengalaman layanan yang unggul dan teruji di Jepang menjadi salah satu daya tarik bagi BUMN telekomunikasi digital tersebut. 

"Di Indonesia memang sudah ke arah sana juga. Sudah banyak yang membuat layanan disaster management berbasis IoT, termasuk para startup," ujar Ketut Agung Enriko, yang akrab disapa Enriko dalam keterangan pers, Selasa (4/6). 

Namun, menurut Enriko, Jepang merupakan negara yang teruji menangani banyak bencana alam. "Hal ini telah mereka garap lebih lama," katanya 

Enriko menilai, layanan kebencanaan di negara matahari terbit itu jauh lebih baik. Sebab, selain user interface/user experience (UI/UX) pun sudah sangat maju, akurasi informasinya juga jauh lebih memudahkan para pengambil keputusan.  

Selain itu, kata dia, layanan pun sudah sangat teruji karena dioperasikan sejak lama dalam bentuk kerja sama pemerintah dengan operator. Sehingga bisa diadopsi dan dikembangkan secara komersial di negara lainnya. 

"Harapannya kalau kami sudah beker jasama, tentu saja ke depannya ada proses transfer pengetahuan. Jadi, pengalaman dan ilmu mereka, baik secara konsep maupun bisnis, bisa saling menguatkan satu sama lainnya," paparnya.

Selain kebencanaan, pihaknya juga berencana untuk menjalin sinergi di bidang smart manufacturing dan layanan kota cerdas lainnya. Saat ini, kedua pihak masih terus menginventarisasi kebutuhan layanan apa saja sebelum nantinya nantinya menjadi poin-poin NDA (Non Diclosure Agreement) serta MoU (Memorandum of Understanding).  

Menurut Enriko, tahapan menuju MoU tidak bisa seketika. Biasanya, diperlukan waktu bahkan bisa sampai satu tahun tergantung peluang dan tantangan para pihak. Pun demikian, Telkom berusaha akan merealisasikan hal tersebut. 

"Kita harus akui kalau mayoritas riset di Jepang itu serius dan memakan biaya tidak sedikit. Karenanya, layanan mereka benar-benar advanced. Kita berharap kalau MoU sudah jalan, maka menguntungkan sisi bisnis Telkom," katanya.

Enriko menambahkan, rencana implementasi kerja sama selain dengan entitas di dalam negeri, juga dengan unit Telin yang sudah ada di 10 negara di dunia. Jadi, konsep pemasaran dan layanan bersama akan diberikan. 

"Mungkin nanti mekanismenya layanan kerja sama berdua dipasarkan di sepuluh negara layanan Telin. Apakah produk kita yang dikedepankan, atau yang Softbank, itu kita lihat dari sisi peluang bisnis," kata Enriko seraya mengatakan kerja sama tersebut agak mirip dengan kerja sama Telkom dan Telstra, namun ini cakupannya lebih spesifik di bidang IoT dan Smart City.

SoftBank sangat tertarik bekerjasama dengan Telkom sebagai mitra go to market dari solusi IoT/Smart City Telkom ke berbagai negara, yang mana Telin bisa berperan sebagai CFU (Customer Facing Unit) dan business owner dalam kerjasama dengan SoftBank. 

 

Sebelumnya, pada 14 Mei lalu, Telkom mendapatkan kunjungan SoftBank Corp, Jepang yang diwakili para pejabat dari Global Business Strategy Division yang bergerak di bidang telekomunikasi dan digital. Telkom sendiri diwakili Bidang IoT Platform Divisi Digital Service (DDS), Telkom Internasional (Telin) Carrier Enterprise Sales, dan tuan rumah Smart City Development Digital Government Service (DGS). 

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang IoT dan smart city, setelah kedua pihak sebelumnya bertemu dalam sebuah konferensi terkait IoT dan smart city di Bangkok, Maret lalu.nPada kunjungan itu, SoftBank memaparkan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan selama ini berupa solusi IoT dan smart city yang sudah berjalan ke berbagai negara. 

Telkom juga, kata dia, memaparkan solusi-solusi IoT yang sedang dikembangkan, yaitu dalam bidang transportasi (Smart Airport, GPS RTK), Industry 4.0 (Kimia Farma), dan Smart City (Bali Smart Island). 

SoftBank memaparkan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan selama ini berupa go to market utk solusi IoT dan Smart City ke berbagai negara karena mereka mempunyai banyak klien. Yakni perusahaan-perusahaan yang mereka funding melalui SoftBank Investments.

SoftBank sendiri tidak banyak melakukan pengembangan produk melainkan menggandeng banyak mitra (collaborative innovation) untuk bekerjasama dalam skema joint innovation maupun partnership.

Selain dengan Softbank, kerja sama sejenis dilakukan oleh PT Telkom, juga dengan perusahaan ternama Jepang, Fujitsu Limited, guna eksplorasi solusi digital berbasis Internet of Things (IoT), Juli 2017 lalu. Solusi digital tersebut meliputi berbagai bidang, termasuk di antaranya pengembangan pembangunan kota cerdas, bidang kesehatan, manufaktur dan logistik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement