REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menyatakan masih terus menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan hingga menjelang hari raya Idul Fitri yang jatuh pada Rabu, 5 Juni 2019. Kegiatan pasar murah dan operasi pasar beras digelar di seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan pasar murah dan operasi pasar telah menggelontorkan 225 ribu ton beras medium dengan rata-rata perhari mencapai 1.000 - 2.000 ton beras. Diharapkan target operasi pasar sebesar 15.000 ton per hari dapat dicapai saat musim paceklik yang diperkirakan harga beras akan melonjak.
Dari pantauan internal Bulog, pada Ramadhan tahun ini harga beras cenderung stabil, dengan harga rata-rata di bulan Mei 2019 sebesar Rp 11.494 per kilogram (kg) dan diperkirakan harga di bulan Juni 2019 sebesar Rp 11.491 per kg.
“Keberhasilan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium di setiap daerah akan tercipta bila dilakukan secara bersama dengan dukungan seluruh pihak, terutama dari pemerintah daerah, dinas terkait, Satgas Pangan dan para pelaku pasar.” tegas Budi Waseso dalam keterangan resminya, Selasa (4/6).
Dalam pelaksanaan Kegiatan pasar murah dan operasi pasar tersebut, Bulog menyediakan berbagai produk pangan seperti gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, dan daging beku. Ketersediaan stok pangan tersebut dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Bulan Ramadhan dan Idul fitri, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran akan gejolak harga pangan untuk produk dimaksud.
“Permintaan akan kebutuhan produk pangan yang dikuasai Bulog cukup tinggi, khususnya daging beku, 11 ribu ton daging beku telah terjual selama Ramadhan ini. Masyarakat mulai menyukai daging beku ini karena selain murah, dan empuk, proteinnya lebih banyak dari daging sapi," kata Budi mengklaim.
Adapun stok beras Bulog secara nasional lebih dari 2,2 Juta ton, gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia siap menyalurkan stok tersebut bila sewaktu-waktu dibutuhkan pemerintah baik untuk bencana alam maupun untuk operasi pasar beras guna stabilisasi harga.