Rabu 29 May 2019 16:12 WIB

Mentan Imbau Polri Bertindak Cepat Usut Masalah Pupuk

Amran meminta distributor pupuk yang memainkan stok agar dicabut izinnya.

Red: EH Ismail
Mentan Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke Konawe Sulawesi Tenggara.
Foto: Humas Kementan
Mentan Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke Konawe Sulawesi Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, KONAWE — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengimbau Polri bergerak cepat usut masalah pupuk. Hal ini dia sampaikan dalam kunjungan kerjanya di kabupaten Konawe Sulawesi Utara, Rabu (29/5).

Imbauan itu muncul setelah Amran berdialog dengan petani di sana yang mengaku kesulitan mendapatkan pupuk. Mendengarkan keluhan ini, Mentan Amran segera meminta klarifikasi dari para penanggung jawab pengadaan pupuk. Bahkan Mentan meminta Kapolres Konawe agar mengusut kejadian pupuk langka di wilayah ini. 

"Kita jangan main-main soal petani. Kelihatannya tidak ada kerugian. Tapi faktanya keterlambatan pupuk bisa menurunkan produksi hingga 1 ton per hektar", tegas Mentan. 

photo
Mentan Amran Sulaiman mengunjungi petani di Konawe Sultra

Menurut hitungannya, bila luas lahan di Konawe ini 42 ribu hektare, maka potensi kerugian petani bisa mencapai Rp 320 miliar. Karenanya Amran meminta distributor pupuk yang memainkan stok agar dicabut izinnya. Bila ada potensi pelanggaran hukum agar ditindak tegas. 

"Selama 5 tahun ini 782 kasus mafia telah ditangani, 400 lebih telah jadi tersangka. Kita akan terus berantas mafia pangan yang merugikan petani", tegas Amran. 

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa menyampaikan terimakasih atas perhatian Kementan dalam mengembangkan daerahnya sebagai salah satu pendukung lumbung padi nasional. 

"Disini adalah tempat makannya bagi orang Sultra, Kabupaten Konawe adalah penghasil beras terbesar di 17 kabupaten di Konawe" ujar Kery.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan, Kabupaten Konawe mampu menyumbang padi terbesar dari 17 Kabupaten yang ada di Sultra yaitu sebesar 222,976 ton dengan ketersediaan beras sebesar 125,364 ton.

Sementara itu, produksi padi di Sultra secara umum mengalami peningkatan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat produksi padi mencapai 711,385 ton di tahun 2017 dan meningkat menjadi 732,280 ton. Dengan luas panen 181,160 ha mampu menghasilkan 732,280 ton dan mampu memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Sultra dengan jumlah 2,6 juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement