Senin 27 May 2019 21:50 WIB

Bulog akan Sediakan Beras Premium untuk Bantuan Nontunai

Bulog kehilangan pasar setelah beras sejahtera diganti bantuan pangan nontunai.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nur Aini
Pekerja mendata beras hasil serapan di Gudang Bulog Divre Jatim, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (23/5/2019).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Pekerja mendata beras hasil serapan di Gudang Bulog Divre Jatim, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (23/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan siap memproduksi beras premium jika pemerintah ingin memprioritaskan beras Bulog dalam penyaluran Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Bulog menilai, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam program BPNT saat ini lebih mengutamakan kualitas daripada harga. 

"Kita akan berikan beras premium kalau Bulog memang ditugaskan untuk memasok BPNT. Saat ini beras yang kebanyakan dikonsumsi penerima BPNT itu kan beras bagus (premium) sedangkan kita kebanyakan beras medium. Ini beda," kata Kepala Humas Bulog, Teguh Firmansyah kepada Republika.co.id, Senin (27/5). 

Baca Juga

Ia mengungkapkan, semenjak pemerintah mengubah bantuan pangan, khususnya beras dari sistem Beras Sejahtera (Rastra) menjadi BPNT, Bulog kehilangan pasar. Sebab, pada dasarnya, program Rastra mengkhususnya Bulog sebagai pemasok tunggal beras untuk para penerima bantuan. 

Adapun BPNT, menerapkan sistem pasar bebas di mana para penerima diberikan sejumlah dana bantuan yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok di elektronik warong yang disiapkan pemerintah. Semenjak program BPNT diterapkan secara masif, sebagian besar Bulog hanya disalurkan untuk Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (OP CBP) serta bantuan sosial bagi masyarakat korban bencana alam. Sisanya, Bulog terus mencoba bersaing bersama para produsen swasta dalam BPNT serta menjual beras komersial lewat agen Rumah Pangan Kita. 

"Saluran Beras Bulog sekarang ya memang hanya pas operasi pasar saja dan kalau ada bencana alam. Itu jenis beras medium, bukan premium," ujar dia. 

Adapun beras Bulog skema saat ini agara Bulog dapat menjadi bagian dari BPNT yakni lewat koordinasi kantor sub divisi regional dengan Dinas Sosial di masing-masing daerah. Karena itu, mekanisme penyaluran bantuan pangan saat ini sangat bebas sebab seluruh pemain di sektor pangan dapat masuk. 

Saat ini, Teguh menyampaikan, realisasi penyaluran beras melalui operasi pasar mencapai 22 ribu ton. Sementara itu, total pengadaan beras Bulog sejak Januari-Mei telah mencapai 568 ribu ton dari target tahun 2018 1,8 juta ton. 

Adapun stok beras yang tersimpan di gudang Bulog saat ini sudah menembus 2,2 juta ton. "Kalau beras di gudang tidak disalurkan sementara Bulog terus mengejar target pengadaan, maka akan banyak stok yang menumpuk bahkan bisa sampai 4 juta ton. Kapasitas efektif gudang saja 3,6 juta ton di seluruh Indonesia," ujarnya. 

Sebelumnya, pemerintah menyatakan sepakat untuk meningkatkan penyerapan beras yang diproduksi Perum Bulog lewat program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Hal itu diharapkan dapat membantu Bulog yang sempat kehilangan pasar lantaran peralihan sistem dari Beras Sejahtera kepada BPNT. 

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani mengatakan, pemerintah telah mencari cara agar porsi beras Bulog dalam BPNT terus meningkat. Saat ini, Puan mengklaim Bulog telah mengisi sekitar 47 persen beras BPNT. 

Menteri Sosial Agus Gumiwang menambahkan, pihaknya menargetkan agar porsi beras Bulog dalam penyaluran BPNT sebanyak 70 persen. Sisanya, dapat dipenuhi dari produsen beras swasta. Ia menilai, saat ini kualitas beras Bulog terus membaik. Oleh sebab itu, Kemensos meminta Bulog agar terus memperbaiki kualitas namun dengan harga yang terjangkau. 

"Kita akan dorong supaya beras Bulog di BPNT bisa meningkat dan lebih banyak lagi. Saya kia Bulog ke depan punya kemampuan untuk menyalurkan beras berkualitas baik," kata Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement