Senin 27 May 2019 18:50 WIB

Tingkatkan Okupansi, Perhotelan DIY Siapkan Strategi

Ramadhan ini pemesanan kamar hotel rendah dari biasanya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Hotel di Yogyakarta, ilustrasi
Hotel di Yogyakarta, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Libur Lebaran 2019 ini, DIY diperkirakan tidak sepadat tahun lalu didatangi oleh pengunjung atau wisatawan. Hal ini disebabkan salah satunya karena tiket pesawat yang tinggi. 

Hal itu tentunya juga berpengaruh pada perhotelan yang ada di DIY. Untuk itu, berbagai strategi pun dilakukan agar okupansi dapat meningkat pada Libur Lebaran nanti. 

"Kalau lebaran very high season, booking banyak (dari hari biasa). Kita memberi diskon membantu meningkatkan income pada Idul Fitri," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istidjab M Danunegoro saat dihubungi belum lama ini. 

Saat Libur Lebaran nanti akan ada paket penginapan yang ditawarkan dengan menu syawal. Termasuk menawarkan paket menginap selama dua malam untuk menarik pengunjung datang ke DIY. 

Diperkirakan, pada Libur Lebaran nanti pengunjung akan banyak memesan hotel di ring satu atau di kawasan Malioboro. Sementara untuk daerah di ring empat yakni Kaliurang lebih sedikit dipesan oleh pengunjung karena jauh dari pusat kota. 

"Kita sepakat biasanya pengunjung booking hotel yang bintang tiga sampai empat, tapi kita bantu juga homestay bersama warga. Kita bina agar memberikan pelayanan dengan baik, kamar bersih," ujarnya. 

Ia mengatakan, pada Ramadhan ini juga ditawarkan berbagai paket. Tentunya juga untuk meningkatkan pendapatan dan okupansi di Ramadhan. 

Sebab, di Ramadhan ini termasuk low season. Yang mana, pemesanan kamar hotel rendah dari biasanya. 

"Bulan puasa diskon bisa 50 sampai 60 persen. Dipaketkan juga dengan bukber (buka bersama) dan sahur," jelasnya. 

Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY, Singgih Rahardjo mengatakan, diperkirakan ada kenaikan wisatawan ke DIY dibanding hari biasa pada Libur Lebaran. Namun, kenaikannya tidak terlalu tinggi. 

"Tiket mahal ini kan juga berpengaruh pada pemudik dan wisatawan. Saya memprediksi kalau pun naik tidak akan terlalu," kata Singgih. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement