REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga (Persero), Tbk mengantisipasi puncak kepadatan arus mudik mulai 30 Mei hingga 2 Juni 2019. Operation Management Group Head Jasa Marga, Fitri Wiyanti menyampaikan pengaturan di sepanjang jalur mudik khususnya Trans-Jawa telah dipersiapkan, termasuk dengan one way dan contra flow.

"Kami memprediksi puncaknya pada H-5 atau 31 Mei dan untuk arus balik pada H+3 atau 9 Juni," kata dia dalam konferensi pers kesiapan mudik 2019 di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta Timur, Senin (27/5).

Jasa Marga memprediksi volume kendaraan mulai 29 Mei sampai 4 Juni bisa mencapai 1,38 juta kendaraan. Sebanyak 58,8 persen akan melalui Jakarta-Cikampek dan 54,4 persen ke arah timur atau TransJawa, Cipali, Palikanci dan seterusnya melalui gerbang tol baru Cikampek Utama.

Fitri memprediksi arus kendaraan ini naik 7,5 persen dari arus mudik tahun lalu. Gerbang tol Cikarang Utama telah dipastikan tidak akan beroperasi selama arus lalu lintas mulai 27 Mei hingga 10 Juni sehingga skenario one way dan contra flow telah dipersiapkan.

Untuk arus mudik, contra flow akan diberlakukan mulai KM 29-61 pada 30 Mei sampai 2 Juni dan one way diberlakukan pada KM 70-262 atau Brebes Barat. Untuk arus balik berlaku pada 8-10 Juni pada KM yang sama.

"Pengaturan ini akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan juga bekerja sama dengan pihak kepolisian lalu lintas dengan mempertimbangkan kapasitas, dan kepadatan," kata Fitri.

Manager Operasi PT Jasa Marga, Tita Paulina mengatakan sepanjang Trans-Jawa, Jasa Marga menyediakan total 66 rest area yang dilengkapi dengan berbagai layanan. Mulai dari toilet, SPBU, masjid atau musola, pujasera, hingga tempat pengisian uang elektronik.

Diharapkan pemudik tidak berlama-lama di rest area sehingga bisa mengurangi kepadatan. Jasa Marga menyarankan pemudik tidak berada di rest area lebih dari tiga jam sesuai anjuran pemerintah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika